Tolong Korban Begal Malah Disabet Sajam

ilustrasi. net

eQuator – Singkawang-RK. Tolong…tolong…Teriakan perempuan memecahkan keheningan di Sungai Wie, Selasa (1/12) sekitar pukul 00.30 dinihari. Kontan enam warga yang sedang kumpul-kumpul pun terperanjat, langsung berlari ke sumber suara.

“Awalnya kami kira ada pertengkaran di dalam. Ternyata perempuan yang minta tolong itu korban begal,” kata Maman, salah seorang dari enam warga yang bermaksud menolong perempuan malang itu.

Saat menuju sumber teriakan, Maman bersama rekan-rekannya melihat sepeda motor dari sumber suara minta tolong. Sepeda motor itu dihentikan, ada dua orang berboncengan. “Kami tanya ada apa, salah seorang di antaranya bilang bukan kami pelakunya,” katanya.

Jawaban yang “aneh” dari salah seorang pengendara itu membuat Maman dan rekannya curiga. Tetapi, sulit memastikan apakah keduanya memang pembegal atau bukan. “Kami dibohongi pelaku, karena memang kami belum mengetahui kejadian sebenarnya,” ujar Maman.

Maman dan rekan-rekannya pun membiarkan kedua orang itu melintas. Beberapa orang sudah dilewatinya. Tetapi, ketika melintasi Andri (rekan Maman), kedua orang itu nampak gusar, terlihat dari gerak-geriknya di bawah cahaya bulan.

Tiba-tiba, orang yang berboncengan, mengeluarkan sebilah Senjata Tajam (Sajam) yang tidak begitu jelas terlihat, langsung membacok perut Andri. Rekan Maman ini tidak bisa lagi menghindar.

Akibat luka di perutnya itu, Andri pun mengerang kesakitan. Kontan, rekan-rekan kaget dan berupaya menghalau kedua orang tersebut. Apes, Ketua RT, Aspan yang juga ikut menghalau, terkena sabetan di bagian mulutnya.

Setelah melukai perut Andri dan mulut Aspan, kedua pelaku pun tancap gas, meninggalkan warga yang panik melihat rekannya terluka. “Andri pun langsung kita larikan ke RSUD Abdul Aziz, karena lukanya cukup parah,” kata Maman.

Tiga warga lainnya berupaya mengejar kedua pelaku ber-Sajam itu. Tetapi kehilangan jejak. Pelaku kabur ke arah Sambas, tapi bisa juga mereka memutar ke arah Sungai Naram. “Kami kehilangan jejaknya,” kata Maman.

Maman, Andri, Aspan dan tiga warga lainnya tidak mengenali kedua pembegal itu. Ciri-cirinya pun tidak begitu jelas. Di antaranya, pelaku yang membawa sepeda motor mengenakan helm hitam.

Sedangkan pelaku yang membacok, yang berboncengan itu mengenakan jaket hitam, helmnya juga hitam. Motor yang mereka gunakan jenis matic, warnanya agak gelap. “Mungkin biru campur putih,” beber Maman.

Sementara itu, Nurwida, istri Andri yang mendapat kabar suaminya dibacok pembegal, langsung ke RSUD Abdul Singkawang. Dia nampak syok melihat suaminya yang terkapar di atas tempat tidur ICU dengan luka di perut. “Saya lihat ususnya terburai. Untung suami saya masih selamat,” katanya.

Nurwida mengetahui kalau suami sedang menjaga usaha biliar di Sungai Wie, tidak jauh dari Agen SPBE. “Saat itu dia mendengar perempuan minta tolong, ketika mau menolongnya, malah dibacok pelaku,” ujarnya. (dik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.