eQuator.co.id – Judul di atas diambil dari logo yang di-launching pemerintah lewat Kementerian Sekretariat Negara dapat diunduh lewat situs setneg.go.id. Logo tersebut merupakan perwujudan dari semangat gotong royong dalam rangka membangun RI untuk menatap masa datang yang lebih baik.
Angka ‘7’ dalam logo menjadi simbol anak panah menyerong ke kanan atas. Artinya, melambangkan dinamisnya pembangunan yang berorientasi ke masa depan yang positif. Angka ‘2’ merangkul angka ‘7’, melambangkan kebersamaan dalam bekerja membangun bangsa Indonesia, dan mencapai target yang telah direncanakan. Slogan berbunyi ‘Kerja Bersama’ menunjukkan pendekatan yang sifatnya merangkul dan memperlihatkan asas gotong royong dalam membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Mensesneg Pratikno menjelaskan, gotong royong merupakan akar kebudayaan Indonesia sebagai wujud harmoni kebersamaan. Gotong royong menjadi perekat sosial paling efektif tanpa memandang ras, suku, dan agama untuk mencapai tujuan yang luhur (Harian Pikiran Rakyat). Bermodalkan gotong royong kita sanggup memerdekakan Indonesia dari penjajah, lepas, bisa bergerak bebas. Dengan bergotong royong pula kita mampu membuat terobosan dalam bidang iptek dan pembangunan lainnya.
Kerja Sendiri
Dalam penziarahan ke dunia kedua setelah sekitar sembilan bulan berada di dunia pertama yaitu rahim ibu, orangtua kita. Begitu dilahirkan, manusia (kita) sendirian tidak membawa kawan. Dalam proses pendidikan berikutnya, masuk sekolah formal, kita dihadapkan dengan pembentukan mental dan kerja diri kita sendiri. Modal dasarnya berupa etos kerja pribadi. Apa yang diperlukan agar modal pribadi kita dapat muncul untuk mengisi kemerdekaan Indonesia, utamanya menuju Indonesia emas 2045?
Pertama, tingkatkan percaya diri agar aura kesuksesan dalam kerja pribadi memancar dalam kebersamaan dengan orang lain. Rajin membaca, misalnya baca buku ‘Berpikir dan Berjiwa Besar’. Terus berdialog dengan orang lain dalam kerangka meningkatkan percaya diri kita. Siapa saja, tidak perlu sungkan dengan orang lain, dengan orang yang tua sopan, dengan yang lebih mudah santun pula agar interaksi itu positif dan tetap berada dalam koridor norma dan adat yang ideal.
Kedua, kuatkan mental diri sendiri. Mental yang kuat perlu direvolusi, jika kita merasa belum memilikinya. Tempaan mental dengan menjawab tantangan masalah, kesediaan kita pribadi menghadapi masalah, menyelesaikannya berkeadilan, tanpa berat sebelah, tanpa menyebelah, tanpa memihak. Berkeadilan dan beradab merupakan ciri kita dalam menyelesaikan masalah yang ada di sekitar kita.
Ketiga, kita harus unik untuk memunculkan inovasi atau teknik baru. Misalnya, jika kita ingin sukses dalam membangun usaha, jangan pikirkan membuat bisnis apa yang baru, tetapi bagaimana cara membuat bisnis kita yang sama dengan banyak orang berbeda, sehingga kita mendapatkan peluang lebih besar untuk sukses. “Sukses merupakan sebuah proses,” ujar Dino, CEO Karir.com, alumnus FE UGM (Liputan 6.com, Senin (14/8).
Keempat, memiliki gagasan yang masuk akal (relevan, Dino). Jika ingin sukses dalam bekerja sendiri, gagasan kita harus masuk akal (logis) mudah diterima orang lain karena ada tingkat logisnya, diterima dengan akal normal. “Rata-rata sebuah bisnis yang sukses dikarenakan mereka sangat relevan dengan masyarakat. Entah karena harganya yang pas untuk masyarakat, jangkauannya yang dekat, atau bahkan barangnya yang benar- benar dibutuhkan masyarakat”, kata Dino.
Kelima, harus memiliki kesetiaan. Setia mirip dengan konsisten. Secara pribadi, kita harus menunjukan pribadi yang melakukan apa yang dikatakan. Bunda Theresia dari Kalkula mengatakan, bahwa kita tidak dilahirkan untuk sukses, tetapi kita dilahirkan untuk setia. Maka setialah dengan janji kita, untuk sukses perlu kesetiaan atau komitmen diri kita. Kerjakan apa yang kita katakan, maka kita akan sukses.
Kerja Bersama
Indonesia kerja bersama atau bersama kerja, itulah slogan pada peringatan kemerdekaan Indonesia ke-72 tahun 2017. Tanggal 17 Agustus 1945, kesepakatan Bung Karno dan Hatta mengumumkan kemerdekaan Indonesia mendapat dukungan penuh. Saban tahun dibacakan lagi teks Proklamasi Kemerdekaan RI.
Semangat gotong royong telah ditunjukkan oleh para pahlawan, ketika berjuang bahu-membahu memerdekakan Indonesia. Mereka secara bersama-sama memperjuangkan tanah wilayah Indonesia membebaskan diri dari penjajahan, baik Belanda maupun Jepang. Jepang berhasil dikalahkan, sehingga bangsa Indonesia merdeka. Setelah itu, kita diuji dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari jajahan Belanda yang masih ingin menguasai Indonesia.
Kini, tugas kita untuk mengisi kemerdekaan Indonesia itu dengan hal-hal positif. Kita harus berperang melawan diri sendiri, dari malas dan lupa. Hindari menyalahgunakan narkoba, hindari seks bebas atau seks pranikah, jangan korupsi atau pelaku negatif lainnya. Hindarkan menampilkan perilaku negatif ketika di lampu pengatur lalu lintas, di rumah, di masyarakat.
Bangun kebersamaan dengan tetangga, karena tetangga merupakan saudara kita yang paling dekat. Bangun etos kerja tim. Para tim sepakbola kita yang lagi berlaga di Sea Games 2017 di Malaysia, harus menghilangkan ego pribadi, tekad pribadi dalam rangka melakukan kerja bersama di manapun dan kapan pun itu.
Pada bidang pendidikan formal, sekolah menjadi tugas mendesak untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menang dalam pertarungan abad 21 ini. Untuk itu “mari kita jadikan sekolah sebagai rumah kedua dan sebagai taman belajar yang menyenangkan,” naskah pidato Mendikbud Muhadjir Effendy pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 tahun lalu. Sehingga diperlukan sinergi yang harmonis antara orang tua dengan sekolah, guru, dan kepala sekolah.
Dalam menjaga semangat kerja bersama itu, kita perlu memastikan peserta didik di sekolah tanpa diskriminasi, mendapatkan layanan prima dari guru, staf, dan kawan peserta didik lainnya. Dengan begitu, ketika memasuki tahun emas Indonesia 2045, Indonesia siap bersama dengan negara lain, duduk bersama untuk sejajar dengan bangsa lain, maju bersama setiap diri kita untuk memperjuangkan kemerdekaan pribadi untuk menyongsong, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Mudah-mudahan kita semua sukses dalam kerja bersama atau kerja bersama.
* Guru SMP/SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak, Alumnus TEP FKIP Untan, Kalbar