7 Puncak Dunia di Kaki 2 Srikandi

Pertama dalam Sejarah, Sukses Gapai Puncak Everest

PEREMPUAN TANGGUH. Fransiska Dimitri Inkirawang bersama Mathilda Dwi Lestari (kiri) di Everest Base Camp. WISSEMU for Jawa Pos
PEREMPUAN TANGGUH. Fransiska Dimitri Inkirawang bersama Mathilda Dwi Lestari (kiri) di Everest Base Camp. WISSEMU for Jawa Pos

eQuator.co.id – Jakarta–RK. Kabar membanggakan tersiar dari puncak gunung Everest di pegunungan Himalaya kemarin (17/5) pagi. Dua pendaki Indonesia, Fransiska Dimitri Inkirawang dan Mathilda Dwi Lestari, berhasil mewujudkan mimpi menaklukkan tujuh puncak dunia (seven summits).

Keduanya tergabung dalam misi The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitla-Unpar (WISSEMU). Petualangan perempuan yang akrab disapa Dee Dee dan Hilda menaklukkan tujuh puncak tertinggi di dunia memang ditutup di puncak Gunung Everest.

Tim Support WISSEMU, Rio Aditya, menuturkan mendapatkan kabar keberhasilan Dee Dee dan Hilda itu sekitar pukul 07.05 WIB. ’’SMS itu dikirim langsung oleh mereka dari puncak Everest,’’ kata Rio saat dihubungi kemarin.

Rio mengatakan, Dee Dee dan Hilda bertolak dari Indonesia menuju misi pendakian pada 17 April lalu. Dia menerangkan, untuk sampai sukses mencapai puncak, dibutuhkan waktu sebulan. Sebab dalam teknis pendakiannya, harus dilakukan proses aklimatisasi dahulu.

Proses aklimatisasi itu tubuh diupayakan beradaptasi dengan kondisi tekanan udara rendah. Rio menjelaskan, proses pendakian dari Everest base camp menuju puncak gunung tidak dilakukan dalam sekali pendakian pergi-pulang. Tetapi ada sejumlah step. Dimana mereka naik tetapi belum sampai pucuk, kembali lagi ke base camp.

Menurut Rio, impian menaklukkan tujuh puncak dunia sudah dijalankan sejak 2012 lalu. Dia mengatakan sangat bangga atas prestasi Dee Dee dan Hilda tersebut.

“Dan yang paling besar adalah rasa lega karena berhasil melalui kondisi yang ekstrem. Tim support bersyukur mereka selamat dan sehat,’’ tuturnya. Rencananya, Dee Dee dan Hilda kembali pulang ke tanah air pada akhir Mei atau awal Juni nanti.

Perjalanan mereka dimulai dari Puncak Jaya atau Carstensz Pyramid (4.884 meter di atas permukaan laut/mdpl) pada 13 Agustus 2014. Kemudian gunung Elbrus di Rusia (5.462 mdpl) pada 15 Mei 2015. Lalu mendaki ke gunung Kalimanjaro di Tanzania (5.895 mpdl) pada 24 Mei 2015.

Selanjutnya, ke gunung Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl) pada 31 Januari 2016. Ke Vinson Massif di Antartika (4.892 mdpl) pada 5 Januari 2017. Dan, Denali di Alaska, Amerika Utara (6.190 mdpl) pada 1 Juli 2017.

Ucapan syukur dan bangga juga disampaikan Rektor Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Mangdar Situmorang. “Selamat untuk Dee Dee dan Hilda. Puji tuhan atas segala kemuliaan-Nya,’’ katanya dalam website resmi Unpar. Dia meminta masyarakat terus mendoakan Dee Dee dan Hilda supaya diberikan keselamatan hingga pulang ke tanah air. (Jawa Pos/JPG)