
eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sebelumnya terdapat sebanyak 129 hotspot di Kalbar. Lantaran selama tiga hari Kalbar diguyur hujan, titik panas turun drastis menjadi 2. Hingga akhirnya zero hotspot pada Kamis pagi (30/8).
Polda Kalbar telah melakukan penegakkan hukum terhadap pembakar lahan. Sanksi pidana diterapkan untuk membuat jera pelaku pembakar lahan. Hingga 30 Agustus kemarin, terdapat 26 laporan polisi dengan 36 tersangka.
Baca Juga: KLHK Segel Lima Area Lahan Perusahaan yang Terbakar di Kubu Raya
“30 orang laki-laki dan 6 perempuan, 16 ditahan, 2 meninggal dunia di TKP terpapar asap dan api, serta 18 tidak ditahan,” kata Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono saat menerima asistensi Kalemdikpol Polri Komjen Pol Unggung Cahyono di aula Tribrata Mapolda Kalbar, Kamis (30/8).
Sejak awal Februari, Polda Kalbar bersinergi dengan seluruh pihak mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kegiatan preemtif dan preventif dilakukan bersama TNI, instansi terkait dan pihak swasta.
“Kita sudah tahu bahwa pada Juni, Juli dan Agustus ini musim kemarau. Makanya kita awali dengan memberikan imbauan, sosialisasi, Focus Grup Discusion,” tuturnya.
Mereka juga membuat sekat-sekat kanal, embung, dan sumur. Kemudian menggelar pelatihan penanggulangan karhuta dalam bentuk simulasi. “Sampai yang terakhir kita bersama keroyokan melakukan pemadaman titik-titik api,” ujar Kapolda.
Sementara itu, Unggung menilai secara umum penanganan karhutla sudah bagus. Karena kegiatan preemtif, preventif dan gakkum sudah dilakukan. “Saya rasa sudah bagus, termasuk ada maklumatnya,” tuturnya.
Dalam pertemuan itu banyak yang disampaikan mantan Kapolda Kalbar tersebut. Salah satunya menekankan agar para Kasatwil lebih memberdayakan Polsek sebagai basis deteksi. Dengan mengoptimalkan empat pilar dalam mengelola kamtibmas. Yakni mengedepankan para Bhabinkamtibmas yang tersebar di desa-desa. Begitu juga para Babinsa, Lurah/Kades dan unit Intelejen Pulbaket yang berada di wilayah kecamatan.
“Mereka berada di tengah masyarakat, yang melaksanakan kegiatan operasional kepolisian,” ujarnya.
Baca Juga: Segel Lahan Terbakar di Lima Perusahaan
Begitu juga dalam menanggulangi kontijensi, perlu terkonsep dengan baik. Apakah kontijensi sosial, bencana alam, maupun terorisme. Sehingga kendali taktis Kapolres di Kapolda. Dengan harapan kegiatan operasi dapat berjalan dengan baik. “Begitu juga pertanggungjawaban administrasinya juga harus baik,” katanya mengingatkan.
Saat ini Kalbar sudah tidak ada titik api. Kondisi ini harus dipertahankan para Kapolres. “Para Kapolres alhamdulilah pada sore hari ini hotspotnya sudah zero, jadi sudah tidak ada lagi. Saya minta dipertahankan,” tutup Unggung.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar TTA Nyarong mengatakan, pihaknya mendapat bantuan dana sebesar Rp500 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan dana itu sudah dioperasikan untuk yang bekerja, bahan bakar helikopter serta peralatan pemadaman api. Khusus pemadam kebakaran (Damkar) juga termasuk dalam perencanaan. Dirinya sudah berkoordinasi dengan Ketua Forum Pemadam Kebakaran Pontianak, Ateng Tanjaya soal perencanaan itu.
“Kita sudah koordinasi dengan pak Ateng. Dan dia masih tanya kawan-kawannya. Dia bilang untuk soal itu nanti saja dulu,” ungkapnya kepada Rakyat Kalbar, Kamis (30/8).
Pada intinya, soal bantuan itu sudah ada garis-garis yang disetujui oleh pemberi dana. BPBD Kalbar hanya menyampaikan permohonan. Disetujui atau tidak menjadi wewenang BNPB. “Semua komponen harus digerakkan. Harus ikut berpartisipasi menangani bencana asap akibat karhutla di Kalbar,” tuturnya.
Baca Juga: Pendukung Jokowi Izinkan Lahannya Dipakai
“Dan berkat hujan lebat beberapa hari ini hotspot di kota Pontianak berkurang drastis,” sambung Nyaron.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Mara Sahran Hasibuan menjelaskan, diperkirakan Jumat (31/8) hingga beberapa hari ke depan masih terjadi hujan. Yaitu di perairan Ketapang, Selat Karimata dan Laut Natuna Utara serta sekitar perairan Kepulauan Anambas Natuna. Hujan yang terjadi masih dalam intensitas ringan,” paparnya, Kamis (30/8).
Sementara untuk kondisi angin di perairan Kalbar, umumnya masih bergerak dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Kecepatannya dari 2 knot hingga 15 knot. Beberapa hari kedepan kecepatan angin hanya sekitar 2 knot hingga 15 knot. Angin secara umum untuk selanjutnya diperkirakan melemah.
Di perairan Kota Pontianak secara umum untuk satu minggu kedepan mulai terjadi kelemahan kecepatan angin. Sehingga tinggi gelombang mulai mengalami penurunan.
“Untuk pelayaran masih dalam kategori aman, namun harus tetap diwaspadai,” pesannya.
Laporan: Rizka Nanda, Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi