eQuator.co.id – SEBUAH event sport tourism kembali digelar di Banyuwangi, EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023. Event hasil kolaborasi Mainsepeda dan Pemkab Banyuwangi ini melibatkan 350 peserta. Mereka datang dari Aceh hingga Papua.
Kolaborasi Mainsepeda dan Pemkab Banyuwangi lewat event Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge sudah dua kali terlaksana. Pertama digelar 2022 silam dengan jumlah peserta yang tak jauh beda.
Founder Mainsepeda Azrul Ananda mengatakan, tahun ini bedanya penyelenggaraan EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 ada di sisi rute.
Tahun lalu finis peserta dibatasi hingga kawasan Gatasan. Sekitar 9 km dari akses menuju pendakian Kawah Gunung Ijen. Hal itu dilakukan untuk menghormati adanya tragedi kecelakaan yang melibatkan beberapa cyclist di Banyuwangi di rute tanjakan.
Nah, tahun ini tantangan lebih diberikan pada para peserta. Mereka diajak bersepeda sejauh 73,5 km. Menanjak hingga finis di Paltuding. Dekat pos masuk menuju Kawah Gunung Ijen. Total ketinggian di atas 1.800 meter.
Tantangan event ini adalah menaklukkan segmen tanjakan yang begitu luar biasa. Dari total jarak 73,5 km, peserta diajak berlomba di segmen KOM (King of Mountain) Challenge sejauh 27 km.
Sejauh 27 km itu para peserta akan menemui tanjakan-tanjakan yang luar biasa. Luar biasa tantangannya dan keindahan alamnya. Kemiringan tanjakannya bervariasi. Yang paling ekstrem sampai 31 persen. Titik itu ada di segmen tersulit di kawasan Erek-Erek. Tahun lalu, para peserta tak sampai kawasan ini.
“Banyuwangi ini memang kota dengan rute sepeda yang lengkap. Gunungnya apa lagi. Ada tanjakan yang bisa disebut monster climb-nya Indonesia,” kata Azrul.
Ia yakin rute tanjakan EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 akan meninggalkan kesan mendalam buat peserta. “Akan ada ketakjuban. Omelan. Tangisan. Tawa. Doa. Videonya mungkin menjadi tontonan paling epik,” kata Azrul.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Abdul Aziz mengatakan, event seperti EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 terbukti bisa menjadi sports tourism. Apalagi Kabupaten Banyuwangi memang punya garis besar pembangunan dari sektor pariwisaa.
“Salah satunya tentu diwujudkan lewat sports tourism seperti ini,” kata Abdul Aziz.
Oleh karena itu, Pemkab Banyuwangi pasti akan mendukung perhelatan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge.
“Kami tentu berharapnya Mas Azrul (Azrul Ananda) bisa bikin event lain di Banyuwangi. Sebab event seperti ini efeknya juga ke banyak hal. Ke transportasi, wisata, dan kuliner,” kata Aziz.
EJ Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 diikuti 350 cyclist dari seluruh Indonesia. Lebih dari 250 cyclist berasal dari luar Banyuwangi. Mereka datang dari berbagai kota di Indonesia. Dari Aceh sampai Papua. Bahkan ada empat cyclist dari luar negeri.
Founder Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) Guntur Priambodo mengungkapkan hal yang sama. Pria yang juga menjabat Wakil Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Jatim itu berharap Azrul Ananda dan Mainsepeda tidak hanya membuat Trilogi Jatim. Di mana Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge termasuk satu di antaranya.
“Kalau bisa bikin fivelogy,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi itu.
Guntur menyebut event bersepeda yang menghadirkan penghobi dan atlet perlu diperbanyak. Sebab event seperti itu bisa menjadi wadah untuk menjaga performa atlet. “Kalau sekadar ikut kejuaraan resmi, kan paling cepat tiga bulan sekali. Dengan adanya tambahan event seperti ini, atlet bisa menjaga performanya,” terang Guntur.
Tiga event sepeda menanjak itu tahun ini diawali dengan Antangin Bromo KOM Challenge 2023 (digelar 27 Mei). Lalu diikuti EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 (29 Juli). Dan terakhir nanti ditutup dengan event bernama Kediri Dholo KOM Challenge 2023 (digelar 24 September). Sudah dua kali Trilogi Jatim digelar. Pertama kali dihelat pada 2022.
Sementara itu, Christian, Brand Officer of EJ Sport mengaku senang bisa berpartisipasi mendukung event seperti Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge. “Kami tertantang sekali mendukung event seperti ini. Kami ke depan ingin terus mendukung event serupa,” ungkapnya.
Top ten finisher di tiga event Trilogi Jatim mendapatkan poin. Poin itu diranking di klasemen. Juara pertama di tiap eventnya mendapatkan 20 poin. Kemudian runner-up memperoleh 15 poin.
Delapan finisher berikutnya masing-masing memperoleh 12, 10, 8, 6, 4, 3, 2, dan 1 poin. Nah, di akhir (setelah Kediri Dholo KOM Challenge), poin-poin itu diakumulasikan. Sekaligus didapat pemenangnya dari pemuncak klasemen.(*)