eQuator – Pontianak-RK. Di luar pedagang binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, PKL dilarang berjualan di sepanjang kawasan jalan paralel di Sungai Jawi, yang digadang-gadang menjadi objek wisata air dan kuliner yang diproyeksikan tuntas 2017.
“Mulai tahun 2016, kami akan membangun taman, lampu hias serta tempat masyarakat untuk sekadar bersantai menikmati suasana pinggir sungai. Sehingga akan menarik untuk masyarakat kunjungi di malam hari sambil menikmati aneka kuliner yang dijual oleh masyarakat,” ujar Walikota Pontianak, H. Sutarmidji, Selasa (15/12).
Ia menjelaskan, para pedagang kuliner nantinya akan ditata oleh Pemkot. Dengan memperhatikan aspek-aspek, seperti kebersihan gerobak, titik-titik tempat berjualan yang ditentukan, jenis makanan yang dijual dan limbah yang dihasilkan dari jualan kuliner tersebut juga penting diperhatikan pembuangannya. Jangan sampai dibuang ke Sungai Jawi.
Mengantisipasi ketinggian air sungai, Pemkot Pontianak sudah merencanakan akan membuat bendungan. Sehingga ketinggian air di Sungai Jawi dapat diatur supaya para wisatawan bisa menikmati keindahan pemandangan di sepanjang sungai tersebut.
“Bendungan itu fungsinya ketika air pasang bisa ditahan. Begitu pula ketika surut airnya tidak akan kering,” tukasnya.
Orang nomor satu di jajaran pemerintahan Kota Pontianak yang sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Kalbar ini menegaskan, supaya masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut dapat mendukung pembangunan jalan parallel tersebut.
Seluruh jembatan di sepanjang kawasan tersebut akan dibongkar, terkecuali jembatan yang dibangun oleh Pemkot sehingga jumlah jembatan tidak lagi sebanyak yang ada seperti saat ini. Dan hanya akan tersisa sembilan hingga 11 jembatan saja.
Atas partisipasi berupa dukungan tersebut, Sutarmidji memastikan dan optimis selesai pengerjaannya sesuai target yang telah ditentukan. “Dari pembangunan jalan paralel hingga mengurangi jumlah jembatan dari seratus lebih menjadi 11 serta penyediaan sarana dan prasarana lainnya,” paparnya.
Midji menjelaskan, keberadaan jalan paralel Sungai Jawi bukan untuk mengalihkan arus lalu lintas, melainkan sebagai akses warga yang berada di sekitarnya untuk melewati jembatan menuju jalan utama. (agn)