190 KILOLITER PER HARI, Konsumsi Pertalite Terus Meningkat

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Tingkat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di Kalimantan Barat terus mengalami peningkatan. Per harinya mencapai 190 kiloliter. Hanya saja, angka ini masih kalah jauh dengan tingkat konsumsi premium yang mencapai 900 kiloliter per hari.

“Kontribusinya sudah 20 persen terhadap penjualan kita. Penjualannya meningkat beberapa kali lipat dari awal-awal produk ini diluncurkan,” ujar Branch Manager Pertamina Kalbarteng, Eko Hardjito, Kamis (3/11).

Menurut Eko, peningkatan permintaan Pertalite karena masyarakat lebih memilih kualitas BBM yang lebih baik dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan premium.
Sementara itu, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria mengapresiasi terobosan PT Pertamina yang sudah meluncurkan Pertalite yang mendapat sambutan positif dari masyarakat sebagai BBM alternatif selain premium.

“Penjualan Pertalite saat ini meningkat pesat sejak diluncurkan Juli 2015, artinya produk terobosan Pertamina tersebut disukai masyarakat. Rakyat diberi beberapa pilihan untuk memilih produk yang mereka inginkan,” tuturnya.

Pertalite RON 90, tentu kualitasnya lebih baik dari premium RON 88. Pertalite merupakan hasil aksi korporasi yang dimotori jajaran Pertamina Direktorat Pemasaran ini, ternyata disukai masyarakat.

Menurutnya, terobosan Pertamina yang sukses tidak hanya untuk BBM jenis Pertalite. Baru-baru ini BBM jenis Dexlite sebagai pilihan selain solar, penjualannya juga meningkat sebesar 15 persen.

“Hal itu jelas membuktikan bahwa masyarakat juga menginginkan BBM yang `berkelas yang bisa memberi nilai lebih pada kendaraan mereka,” tuturnya.

Persoalan harga, sambung Sofyano, sudah tidak lagi menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat. Hal itu juga terlihat dengan terus meningkatnya penjualan BBM jenis Pertamax. Bahkan, pembelinya lebih banyak pengendara sepeda motor, di bandingkan kendaraan roda empat.

“Subsidi terhadap solar diharapkan menurun karena meningkatnya penggunaan Dexlite dan impor premium akan berkurang karena berkembang pesatnya penggunaan Pertalite,” jelasnya.

Sulitnya perekonomian dunia berimbas pada penurunan harga jual minyak. Saat ini, pemerintah sudah mengamanatkan secara tegas kepada Pertamina untuk selalu berpikir cerdas dan bekerja keras melahirkan produk produk inovatif lainnya, termasuk menggalakkan pemasaran produknya. Sehingga Pertamina tetap mampu memberi kontribusi pendapatan bagi negara tanpa harus tergantung dengan merosotnya harga minyak dunia.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi