eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Bukan untuk perang. Setidaknya ada 181 meriam karbit yang dipersiapkan untuk menggelegar di Kota Pontianak.
181 meriam berbahan balok tersebut akan diletakkan berjejer di 49 lokasi. Landasan meriam akan disiapkan para kelompok meriam di tepian sungai Kapuas. Meriam-meriam ini sudah menjadi tradisi menyambut Idul Fitri.
Memang, belakangan ini permainan meriam karbit difestivalkan. Diinisiasi Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak, festival ini selalu digelar setiap tahunnya. Tahun ini, Posko Festival Meriam Karbit di Kelompok Meriam Banjar Baru, Jalan Yusuf Karim Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur. Sebab Posko Festival Meriam Karbit setiap tahunnya selalu bergiliran.
“Ini sudah kita data (181 meriam karbit). Kita juga sambil menunggu laporan mungkin saja ada kelompok yang masih menambah meriam baru,” kata Ketua Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak, Fajriudin Anshary usai melakukan rapat koordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Pontianak dan instansi lainnya di ruang Rapat Wali Kota, Kamis (24/5).
Rapat membahas berbagai persiapan Festival Meriam Karbit. Termasuk membahas pengamanan tamu-tamu VIP yang akan hadir. Festival Meriam Karbit ini rencananya akan dibuka Pj Gubernur Kalbar.
“Dalam festival ini, yang menjadi kriteria penilaian panitia adalah irama atau dentuman, hiasan meriam, dekorasi dan kesenian serta kekompakan dari para kelompok,” terangnya.
Tahun ini, pemerintah menggelontorkan anggaran untuk Festival Meriam Karbit sebesar Rp110 juta. Namun dipotong pajak 12,5 persen. Pencairannya setelah lebaran. Mengantisipasinya, Forum akan mencarikan dana talangan terlebih dahulu.
Fajriudin menyebutkan, dana yang ada nantinya untuk membuat Posko Festival Meriam Karbit sebesar Rp15 juta. Kemudian untuk setiap panggar meriam dan hadiah para juara. “Dana ini ada kenaikan dari tahun sebelumnya. Dengan adanya peningkatan itu bahwa perhatian pemerintah cukup besar,” ungkapnya.
Keluhan para kelompok meriam juga dibahas dalam rapat. Ada beberapa kelompok meriam terkendala waterfront. Seperti di Gang Landak Kelurahan Benua Melayu Laut.
Waterfront mengakibatkan tidak ada space lokasi bermain meriam karbit. Jika memasang panggar atau landasan meriam di luar waterfront terlalu dalam. Sedangkan sebelumnya pemerintah tidak mengizinkan para kelompok meriam karbit bermain di atas waterfront. Alasannya takut rusak. “Tapi solusi sementara kita menggunakan ban sebagai alas di bagian pantat meriam, sehingga tidak merusak keramik,” jelasnya.
Sementara waterfront di Tambelan Sampit, kelompok meriam karbitnya mengaku tidak ada masalah. Sebab masih ada celah. Namun tidak diperbolehkan meletakkan di atas waterfront. “Posisi meriam tidak mempengaruhi penilaian, apakah berada di depan pagar waterfront maupun tidak,” ucapnya.
Pada kesempatan itu Fajriudin mengingatkan soal beredarnya proposal yang meminta bantuan untuk meriam karbit. Dia mengimbau instansi atau perkantoran untuk membedakan mana proposal yang resmi dan tidak. Yang resmi ada cap dan tanda tangan basah panitia.
“Ini untuk menghindari oknum-oknum yang memanfaatkan Festival Meriam Karbit dengan mengatasnamakan panitia untuk meminta sumbangan, tapi hasilnya masuk ke kantong sendiri,” tuturnya.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi