-ads-
Home Features Terpaksa Tinggalkan KTP di Rumah Sakit sebagai Jaminan Biaya

Terpaksa Tinggalkan KTP di Rumah Sakit sebagai Jaminan Biaya

Yt dan sang bayi mungilnya saat dirawat di RSUD Bagas Waras Klaten, Jumat (4/3).

eQuator.co.id – ANGGA PURENDA/JAWA POS RADAR KLATEN

SEHAT: Yt dan sang bayi mungilnya saat dirawat di RSUD Bagas Waras Klaten, Jumat (4/3).

Bila Rumah Singgah Klaten Melayani Anak Jalanan sedang Melahirkan

-ads-

Terpaksa Tinggalkan KTP di Rumah Sakit sebagai Jaminan Biaya

Anak jalanan yang satu ini masih beruntung. Sebab, dengan kondisi hamil, selamat berikut bayinya saat proses persalinan. Ini terjadi tidak terlepas dari peran rumah singgah tempat dia berteduh. Berikut kisahnya.

ANGGA PURENDA, Klaten

DI salah satu ruang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bagas Waras, Klaten, tergolek lemas seorang ibu muda. Dia tidur di atas bed sembari mendekap bayi mungil di sampingnya. Dia adalah salah satu anak jalanan yang kini sedang menjalani proses persalinan.

Perempuan muda berinisial Yt, 20, tersebut merupakan anak asuh rumah singgah di wilayah Klaten. Para pengurus rumah singgah ini bahagia dan bercampur waswas. Bahagianya sudah berhasil mengawal si anak jalanan ini hingga proses persalinan. Tapi sedihnya, masih harus mengurus administrasi biaya rumah sakit.

Pengurus rumah singgah kebingungan membiayai salah satu anak jalanan yang menjadi anak didiknya ini. Pasalnya, pengurus telah dikejar waktu segera melunasi berbagai pembiayaan untuk menebus kantong darah hingga biaya melahirkan dengan total mencapai Rp 3 juta lebih. Biaya ini belum termasuk rawat inap selama dirawat di rumah sakit.

Anak jalanan ini, sebelumnya pada Rabu sore (2/3) telah menjalani persalinan di RSUD Bagas Waras. Tetap di saat persalinan itu, Yt mengalami perdarahan, sehingga membutuhkan dua kantong darah.

”Kami langsung lari ke PMI Klaten, tapi karena tidak ada biaya, kami minta surat rekomendasi ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Klaten agar biayanya bisa diklaimkan. Tapi ternyata dari pihak dinas sosial mengatakan surat rekomendasi tidak akan berlaku. Maka itu kami terpaksa meninggalkan KTP sebagai jaminannya,” tutur Anastasia Murniati, salah satu pengurus rumah singgah Klaten, saat ditemui di RSUD Bagas Waras, Jumat (4/3).

Dia sudah membawa surat keterangan tidak mampu ke dinsosnakertrans, namun tetap saja tidak bisa mengeluarkan rekomendasi. Alasan lainnya, usia Yt bukan lagi anak-anak. Hingga akhirnya KTP menjadi jaminan untuk mendapatkan dua kantong darah dengan catatatan pada Sabtu (5/3) harus melunasi Rp 720 ribu.

Meski demikian, Yt sudah memiliki jaminan kesehatan daerah yang diharapkan bisa meringankan seluruh biaya persalinan. Sebenarnya pihak rumah singgah Klaten belum memiliki solusi tuntas terkait cara melunasi pembiayaan dua kantong darah PMI. Pihaknya tengah mencari berbagai donatur untuk membantu meringankan pembiayan persalinan Yt.

”Biaya persalinan sekitar Rp 2,5 juta, tetapi belum termasuk untuk biaya rawat inap. Tapi kami sudah urus Jamkesda dan langsung kita gunakan. Terakhir informasi yang kami terima sudah bisa dipihaki melalui Jamkesda,” ujar dia.

Dikisahkan, Yt merupakan anak didiknya yang sempat tinggal di rumah singgah pada 2015 lalu yang berprofesi sebagai seorang pengamen. Meski begitu, sebelumnya Yt pernah mengalami kekerasan seksual. Hal ini dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Saat Yt sedang menjalani persalinan sempat menghubungi keluarganya guna membantu untuk mengusahakan pembiayaan. Tetapi saat dihubungi, justru keluarga Yt terkesan acuh tak acuh.

Meski bernasib malang, namun Yt tetap tegar. Kini putri yang dilahirkan dalam kondisi sehat dengan berat badan 3,2 kilogram dan tinggi 48 sentimeter. Bayi yang berjenis kelamin perempuan tersebut belum memiliki nama.Terkait biaya pembiayaan dua kantong darah dan persalinan berharap ada pihak yang bersedia membantunya.

Direktur RSUD Bagas Waras Limawan Budi Wibawa belum mengetahui terkait permasalahan pembiayaan persalinan Yt yang saat ini sedang menjalani di ruang bersalin. Pihaknya akan segera mengutus kasi keperawatan untuk melakukan survei sekaligus menindaklanjuti terhadap Yt.

”Nanti akan kami survei dulu. Kalau memang tidak punya biaya akan diberikan keringanan maupun kebebasan biaya. Nanti kita lihat dulu,” ujarnya. Dia menjanjikan akan mengupayakan sepenuhnya kepada Yt terkait permasalahan pembiayaan persalinan. Terlebih lagi, Yt yang merupakan warga Klaten perlu mendapatkan bantuan di RSUD Bagas Waras. (*/un)

JS: Sempat Mengalami Kekerasan Seksual

Exit mobile version