Warga Selat Panjang II Menunggu Sentuhan Pemerintah

Jalan Bebatuan, Tak Ada Layanan Air Bersih

TANPA ASPAL. Jalan Selat Panjang II, Siantan Hulu, Pontianak Utara, hanya bebatuan tanpa aspal, Minggu (25/2). Achmad Mundzirin-RK
TANPA ASPAL. Jalan Selat Panjang II, Siantan Hulu, Pontianak Utara, hanya bebatuan tanpa aspal, Minggu (25/2). Achmad Mundzirin-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Warga mengeluhkan kondisi Jalan Selat Panjang II Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara. Hanya bebatuan tanpa aspal, sehingga jauh jika disebut jalan.

Jalan Selat Panjang II merupakan jalur lingkar yang menembus simpang empat Jalan Budi Utomo. Warga setempat sangat merindukan sentuhan pembangunan pemerintah. Pasalnya, tiga tahun lamanya, mereka menghadapi kondisi jalan berbatu, berdebu ketika kemarau dan becek saat hujan.

Ketua RT 02 RW 39 Siantan Hulu, Prio Sasmita mengatakan, warganya sudah sangat jenuh dengan kondisi medan yang berbatu tersebut. Selama tiga tahun menunggu realisasi pengerjaan jalan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak, namun tidak ada terlaksana. “Di sini ada ratusan KK yang tinggal. Jalan Selat Panjang II merupakan jalan utama kami untuk beraktivitas,” katanya, Minggu (25/2).

Dikatakan Prio, warga sangat berharap betul pengerjaan Jalan Selat Panjang II sebagai prioritas. “Kami sangat membutuhkan jalan ini, tolong perbaiki,” harapnya.

Menurutnya, kendati sudah berhati-hati, banyak pengendara sepeda motor terjatuh ketika melintasi jalan tersebut. “Sering kali ada yang terjatuh. Karena kalau hujan, jalan ini seperti kubangan,” ungkapnya.

Ratusan KK yang tinggal di Jalan Selat Panjang II dominan tinggal di perumahan. Developer sudah berusaha memperbaiki, namun kondisi tanahnya membuat rusak lagi. “Perbaikan yang dilakukan developer itu dengan cara menggunakan bebatuan,” ujarnya.

Selain jalan, warga juga memiliki persoalan air bersih. PDAM belum masuk sampai ke rumah-rumah warga di sana. Pasalnya, belum ada pipa yang masuk ke Jalan Selat Panjang II. “Pipa Utama PDAM itu ada di Jalan Selat Penjang. Tapi pipa untuk masuk ke sini tidak ada. Ini merupakan kesulitan bagi kami,” keluhnya.

Prio mengatakan, warga terpaksa menggunakan air sumur yang jauh dari kata bersih. Sehingga airnya tidak bisa digunakan untuk dikonsumsi. “Karena kotor dan ada binatang seperti cacing. Selama ini kita andalkan dengan air Hujan, namun ketika musim kemarau, kita benar-benar kesulitan,” tukasnya.

“Semua keluhan ini sudah kita sampaikan kepada pemerintah. Kita harap Pemkot Pontianak segera merealisasikan kebutuhan warga ini, infrastruktur jalan dan air,” timpal Prio.

Sementara warga Jalan Selat Panjang II lainnya, Hermawan mengatakan, ia tinggal di lokasi tersebut sejak tahun 2015. Awalnya saat itu belum ada listrik. “Alhamdulillah sekarang sudah ada listrik,” ujarnya.

Namun yang belum ada perubahan kata dia, berkaitan dengan infrastruktur jalan dan air bersih. Selaku warga Pontianak, dia minta Pemkot perbaikan jalan dan air bersih masuk ke pemukiman mereka.  “Kita meminta kebijakan pemerintah,” ucap Hermawan.

 

Laporan: Achmad Mundzirin

Editor: Arman Hairiadi