Siswa SMK “Dicekoki” Empat Pilar Kebangsaan

SOSIALISASI. Anggota DPR/MPR-RI Dapil Kalbar, Zulfadhli memaparkan materi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di hadapan ratusan siswa-siswi SMK Negeri 3 Kota Pontianak, Senin (22/2). Andry Soe-RK.

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ratusan siswa-siswi SMK Negeri 3 Kota Pontianak nampak sangat antusias menyimak materi tentang Empat Pilar Kebangsaan. Apalagi diselingi kuis berhadiah seputar Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Saya yakin kita semua sudah mengetahui empat pilar kebangsaan ini. Tetapi tidak bisa hanya diketahui. Harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Ir H Zulfadhli MM, Anggota Komisi X DPR/MPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalbar ketika Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di SMK Negeri 3 Pontianak, Senin (22/2).

Zulfadhli menjelaskan, empat pilar kebangsaan ini merupakan tonggak penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sayangnya, kini nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sudah mulai luntur dalam kehidupan masyarakat. Sehingga pemerintah melalui MPR-RI terus mensosialisasikanya ke seantero negeri.

“Zaman dulu, kita masih bisa merasakan begitu kentalnya rasa gotong royong di dalam kehidupan. Kentalnya rasa persaudaraan dan silaturahmi serta saling menghormati sesama. Saat ini agak susah ditemukan lagi. Bahkan terkadang tetangga sendiri kita tidak saling kenal. Sehingga perlu kita tumbuhkan sikap itu,” papar Zulfadhli.

Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalbar ini menyebutkan, ideologi Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh berubah, walaupun zaman terus berubah. “Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan empat pilar yang harus menjadi pedoman hidup masyarakat dalam berbangsa dan bernegara,” tegas Zulfadhli.

Perbedaan, tambah dia, merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang memang multikultural dan multietnis. “Oleh sebab itu, konsep Bhinneka Tunggal Ika akan sangat relevan untuk dapat dipertahankan dalam menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI,” kata Zulfadhli.

Menurut mantan dosen Universitas Tanjungpuran (Untan) Pontianak ini, keempat pihak ini harus ditanamkan sejak dini. “Penanaman dan penguatan itu harus dimulai sejak dini supaya bangsa Indonesia tetap kokoh dan terhindar dari berbagai ancaman,” ulas Zulfadhli.

Pancasila sebagai ideologi bangsa, tegas Zulfadhli, bukan hanya lips service, tetapi harus hidup dan diimplementasikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di seluruh penjuru Indonesia. (Soe)