Siap Benahi Infrastruktur Sepak Bola

Midji Gelar Nobar Final Piala Dunia

NOBAR. Sutarmidji membaur bersama warga menyaksikan Final Piala Dunia 2018 di Taman Digulis Pontianak, Minggu malam (15/7). Humas Pemkot for RK
NOBAR. Sutarmidji membaur bersama warga menyaksikan Final Piala Dunia 2018 di Taman Digulis Pontianak, Minggu malam (15/7). Humas Pemkot for RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Wali Kota Pontianak Sutarmidji menggelar nonton bareng (Nobar) final Piala Dunia 2018 di Taman Digulis Untan, Minggu malam (15/7). Pria yang karib disapa Midji ini membaur bersama masyarakat menyaksikan laga Prancis lawan Kroasia menggunakan dua infokus dan satu videotron.
Pada kesempatan tersebut, dia menyebutkan, untuk cabang olahraga sepak bola di Kalbar yang perlu dibenahi adalah insfrastukurnya. Misalnya lapangan sepak bola.
“Contoh Persipon yang main di sini, bayangkan untuk WC dan lapangannya saja Persipon yang ngurus, kamar ganti tidak  ada, itu harus di benahi,” tuturnya.
Final Piala Dunia kemarin, sebelumnya Midji menjagokan Prancis. Dia prediksi skor akan berakhir 3-1 tanpa adu finalti. Tapi sayang prediksinya sedikit meleset. Sebab hasil akhir, Prancis menang 4 – 2.
Kendati begitu prestasi Kroasia tidak bisa diremehkan. Beberapa kali Kroasia membuat kejutan. Hingga akhirnya berhasil menuju Final. Prestasi Kroasia ini dapat membangkitkan gairah sepak bola, terutama di Asia dan Afrika.
Untuk membangkitkan sepakbola Kalbar, dia pun sudah berbicara dengan Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak. Dia menilai, homebass Persipon bagusnya berada di lapangan sepak bola Untan. Nantinya lapangan tersebut akan dibuat dengan standar yang ada. Agar lebih representatif.
“Tapi saya akan benahi lapangan Stadion Sultan Syarif Abdurrahman supaya bisa menjadi lapangan sepak bola yang cukup memadai untuk pertandingan-pertandingan dari luar ke sini,” demikian Midji.

Dikutip dari Jawa Pos, Didier Deschamps mengulang memori indah 20 tahun lalu. Pada 1998, dia menjadi kapten timnas Prancis saat kali pertama merengkuh trofi Piala Dunia. Momen itu dia ulangi tadi malam di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia. Deschamps yang kali ini menjadi pelatih mengantar Les Bleus –julukan timnas Prancis– menjadi kampiun Piala Dunia 2018.

Deschamps menjadi orang ketiga sepanjang sejarah yang menjadi juara dunia sebagai pemain dan pelatih. Dia menyusul jejak Mario Zagallo (Brasil) dan Franz Beckenbauer (Jerman).

Prancis menjadi juara setelah mengalahkan Kroasia 4-2. Sundulan bunuh diri penyerang Kroasia Mario Mandzukic pada menit ke-17 mengawali keunggulan Prancis. Setelah itu, tiga gol beruntun disarangkan Les Bleus ke gawang Kroasia. Yakni, oleh eksekusi penalti Antoine Griezmann pada menit ke-38, Paul Pogba (59’), dan Kylian Mbappe (65’).

Sementara itu, dua gol Vatreni –julukan timnas Kroasia– lahir dari aksi Ivan Perisic (28’) dan Mandzukic (69’). Ini adalah satu-satunya kekalahan yang diderita Kroasia dalam putaran final Piala Dunia 2018. Sebaliknya, Prancis tidak pernah kalah sejak fase penyisihan grup sampai menjadi juara.

Ini merupakan gelar kedua Prancis dalam tiga kali kesempatan tampil di final Piala Dunia. Gelar pertama diraih di kandang pada 1998. Setelah itu, Les Bleus menjadi runner-up setelah kalah adu penalti melawan Italia di Berlin, Jerman.

Gelar juara Prancis semakin lengkap dengan terpilihnya Griezmann sebagai man of the match. Pemain Atletico Madrid itu menjadi top scorer Prancis bersama Mbappe dengan 4 gol. Sementara itu, top scorer secara keseluruhan adalah Harry Kane (Inggris) dengan koleksi 6 gol.

Kemenangan Prancis sekaligus meneguhkan dominasi atas Kroasia. Les Bleus tidak pernah kalah dalam enam pertemuan melawan negara pecahan Yugoslavia itu. Prancis mencatat rekor 4 kali menang dan 2 kali seri melawan Kroasia.

Laga final tadi malam disaksikan tokoh-tokoh penting. Di antara 78.011 penonton, ada Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic. Mereka duduk di tribun kehormatan dengan ditemani Presiden FIFA Gianni Infantino.

Sempat terjadi insiden ketika babak kedua baru berjalan 8 menit. Empat penonton menerobos pengawalan dan masuk ke lapangan. Pertandingan pun terhenti beberapa saat. Steward bergerak cepat mengamankan empat penonton nekat tersebut.

Sementara itu, meski gagal juara, lolos ke final merupakan pencapaian hebat Kroasia. Sebelumnya, hasil terbaik yang diraih negeri yang baru terbentuk pada 1991 itu adalah menjadi semifinalis pada edisi 1998. Uniknya, saat itu Prancis jugalah yang mengalahkan Kroasia 2-1. Les Bleus kemudian bablas menjadi juara dengan menaklukkan Brasil 3-0 dalam final.

Duel Prancis melawan Kroasia menjadi final sesama negara Eropa kesembilan di Piala Dunia. Sekaligus menguatkan dominasi Benua Biru dalam pentas sepak bola terakbar tersebut. Dalam 20 edisi Piala Dunia, wakil Eropa berjaya 11 kali, sedangkan sembilan gelar lainnya diraih wakil Amerika Selatan.

 

Laporan: Maulidi Murni, Jawa Pos/JPG-

Editor: Arman Hairiadi