Sanggau Dinilai Siap Hadapi MEA

Kejadian di 2015 Jangan Terulang Lagi

Timotius Yance

eQuator – Sanggau-RK. Anggota Komisi B DPRD Sanggau, Timotius Yance menilai Kabupaten Sanggau siap menghadapi pemberlakukan masayarakat ekonomi ASEAN (MEA). Dengan catatan segala sektor harus berbenah dan menciptakan iklim yang kompetitif.

“Sanggau ini punya sumber daya alam yang melimpah. Kita tak boleh terpaku hanya menjual barang mentah. Contohnya, kita punya beras merah, jangan menjual berasnya saja. Tapi bagaimana kita packing dengan lebih baik dan kemasan yang sangat cantik, itu salah satu upaya menghadapi persaingan negara luar,” jelasnya kepada wartawan di ruang kerjanya.

Artinya mulai saat ini semua pihak harus berpikir bahwa Kabupaten Sanggau sudah masuk pada iklim usaha yang lebih kompetitif.

Satu sisi pemerintah juga harus menyiapkan formula apa yang dibutuhkan. Ia mencontohkan minimnya pabrik Crude Palm Oil (CPO) di Sanggau. Adalah tugas pemerintah untuk menarik sebanyak mungkin investor untuk membuat pabrik pengolahan CPO di Sanggau. “Sehingga bisa lebih kompetitif. Kalau pabrik A harga mengambil buah sawitn dengan harga rendah, orang bisa lari ke pabrik lain,” bebernya.

Bukan tanpa alasan. Ia menilai sektor perkebunan, utamanya kepala sawit masih menjadi primadona di Kabupaten Sanggau. Sektor ini juga harus dikelola dengan benar agar tetap menjadi sektor unggulan di MEA nanti. berbagai sektor saya rasa dapat diunggulkan, terutama perkebunan kelapa sawit yang dijadikan primadona di Kabupaten Sanggau.

“Saya pikir kita bersama dengan Pemda dan petani harus selaras. Kalau hal yang sudah-sudah di tahun 2015 terjadi lagi di tahun ini, jangkankan 4,7 persen angka kemiskinan di Sanggau ini, bisa jadi naik menjadi 5 sampai 7 persen,” tuturnya.

Selain itu UKM juga harus digalakkan. Karena UKM sudah terbukti menjadi sektor yang tahan banting dari krisis ekonomi di tahun 1998. Satu di antara upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku UKM.

“Tapi yang sudah-sudah itu bank kebanyakan lebih kepada selektif sekali dalam memberikan kredit lunak. Ini yang harus diminta kepada pihak perbankan agar tak terlalu ketat. Memberikan kelonggaran kepada UKM, dengan menetapkan bunga yang tak terlalu tinggi, dan pengembalian anggunan,” bebernya.

Yance mengaku mengapreseasi beberapa SKPD yang dinilainya telah menyentuh langsung kehidupan masyarakat. “Contohnya Distankanak, banyak program-program yang langsung menyentuh kepada masyarakat. Seperti pembuatan irigasi dan jalan usaha tani. Itu mendukung peningkatan ekonomi masyarakat. Indikatornya juga bisa dilihat dari Distankanak mendapat penghargaan dari pemerintah pusat,” terangnya.

Sebelumnya Bupati Sanggau Poulus Hadi mengakui pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sanggau stagnan pada 2015. Karena itu, pada 2016 Pemda bakal sekuat tenaga menggenjot melalui berbagai sektor.

Ia juga berjanji di tahun 2016 akan membatasi prestasi baru terutama yang menggunakan sumber daya alam (SDA), karena keterbatasan SDA. Namun untuk sekundernya seperti pabrik-pabrik CPO atau apapun masih akan terus didorong, karena merupakan investasi yang besar.

“Tetapi investasi masyarakat untuk UMKM ini yang harus mejadi perhatian kita karena refleksi kita UMKM sangat membantu khususnya menambah investasi kita. Setiap tahun itu meningkat, termasuk dari sisi bagaimana mendorong memperkuat sektor-sektor riil masyarakat,” ungkapnya.

Meski diakuinya, untuk pemasukan, setiap tahunya Pemda Sanggau masih mengandalkan mengandalkan dukungan Pemerintah Pusat. “Kita akan mempercepat adanya Perda-Perda yang sudah kita siapkan untuk pajak dan retribusi walaupun dari sisi ekonomi masyarakat kita terjadi perlambatan, tetapi yang menjadi kewajiban harus dilaksanakan. Nanti kita implementasikan berapa pajak kita soal retribusi supaya bisa mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita,” pungkasnya.

Laporan: Kiram Akbar