Rendam Ratusan Rumah, Transportasi Lumpuh

Banjir Melanda Sejumlah Wilayah di Melawi dan Sekadau

TERENDAM. Akses jalan di pasar Desa Menukung Kabupaten Melawi terendam banjir, Jumat (1/6). Warga for RK
TERENDAM. Akses jalan di pasar Desa Menukung Kabupaten Melawi terendam banjir, Jumat (1/6). Warga for RK

Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Melawi dan Sekadau. Luapan air melumpuhkan akses transportasi, sehingga berdampak terhadap ekonomi masyarakat.

Dedi Irawan, Nanga Pinoh dan Abdu Syukri, Sekadau

eQuator.co.id – Di Nanga Pinoh, sejumlah akses transportasi tergenang. Jalan-jalan tidak bisa dilalui. Seperti Jalan M Nawawi Desa Paal hingga ke Pasar Laja Nanga Pinoh. Kedalaman air melebihi satu meter lebih atau sepinggang orang dewasa. Begitu pula di Jalan Kenanga Desa Paal, kedalaman air mencapai 2 meter lebih.

“Sejumlah rumah warga yang berada di pesisir sungai Melawi sudah ada yang dimasuki air,” ujar salah seorang Anggota Tagana Melawi, Faisal, Jumat (1/6).

Warga yang menjadi korban banjir terpaksa membuat panggung menggunakan kayu. Panggung itu untuk menyelematkan sejumlah perabotan rumah tangga. “Desa-desa yang berada di pesisir sungai Melawi sudah dilanda banjir,” katanya.

Banjir melanda Desa Kelakik, Semadin Lengkong, Kebebu, Tanjung Arak dan lainnya. Banjir juga terjadi di Kecamatan Ella dan Menukung. Bahkan pasar di dua kecamatan tersebut sudah dipenuhi air. Aktivitas jual beli pun terhenti.

Salah seorang warga Desa Menukung Kota, Epiyantono mengungkapkan, sejak Minggu pagi air sudah naik hingga tiga meter lebih. Akses transportasi ke sejumlah desa dan dusun tergenang. Terlebih akses di daerah pasar desa menukung kota.

Karena ketinggian air sekitar satu meter lebih.

“Sudah ada sejumlah rumah yang terendam. Sehingga terpaksa harus mengevaluasi harta bendanya dengan membuat panggung di dalam rumah,” terang Epiyantono.

Warga Menukung lainnya, Supiadi. Dihubungi via seluler, dia mengatakan sejumlah rumah warga serta toko di pasar Desa Menukung Kota Nanga Pinoh memang rentan banjir. Karena posisinya berada di bantaran sungai Melawi dan berada di dataran rendah.

“Saat ini saja daerah pasar itu ketinggian air terus naik hingga tiga meter lebih, tepatnya di Jalan H. M Saleh,” ungkapnya.

Air kata dia, masih terus naik. Banyak rumah warga semakin terendam. “Kita berharap air cepat surut, karena kasihan masyarakat, terutama perniagaan atau perdagangan di pasar tidak jalan,” tuturnya.

Pria yang karib disapa Cupet ini mengatakan, sekarang sangat mudah dilanda banjir. Mungkin penyerapan air sudah semakin berkurang. Sehingga ketika diguyur hujan seharian lansung banjir. Karena saat ini banyak perusahaan perusahaan sawit di sekitar Menukung.

“Terlepas dari hal itu, kita berharap pemerintah tanggap, terutama instansi terkait untuk melakukan peninjauan dan pendataan lansung ke lapangan melihat kondisi banjir dan rumah warga yang terendam. Sebab saat ini dengan terendamnya pasar, roda ekonomi masyarakat mulai terhambat,” papar Cupet.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi Syafaruddin saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan menerima laporan yang disampaikan masyarakat terkait dampak banjir. Namun laporan tersebut haruslah dilakukan secara resmi oleh kepala desa, agar data yang disampaikan lebih valid.

“Hingga sekarang belum ada yang melapor secara resmi ke kita. Kita hanya mendengar di media sosial saja,” ujarnya.

Pihaknya tetap stanby dan monitor, sembari menunggu laporan resmi yang masuk. “Kami juga berharap pemerintah desa yang daerahnya terjkena banjir bisa segera melaporkan ke kami,” pungkas Syafaruddin.

Banjir juga merendam ratusan rumah warga di bantaran sungai Kapuas dan sungai Sekadau. Khususnya di Desa Tanjung, Seberang Kapuas, dan beberapa desa lain di Kecamatan Sekadau Hilir. Banjir terjadi akibat sejak beberapa pekan terakhir debit air sungai Kapuas dan sungai Sekadau terus meningkat.

“Jika curah hujan terus turun, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan ketinggian air,” kata Camat Sekadau Hilir H Syafi’i Yanto usai meninjau kondisi banjir di sejumlah daerah bantaran sungai Kapuas dan sungai Sekadau, Jumat pagi (1/6).

Tak hanya Camat, Kapolsek Sekadau Hilir Iptu Masdar berserta sejumlah personelnya juga ikut turun memantau banjir. Menggandeng tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Sekadau, tim berkeliling ke sejumlah titik rawan banjir dengan dua buah speadboat.

Di delta sungai Kapuas dengan sungai Sekadau, ketinggian air diperkirakan sudah mencapai 2 meter. Bahkan jalanan Desa Tanjung mulai terendam.

Syafi’i mengingatkan masyarakat di daerah bantaran sungai Kapuas dan sungai Sekadau untuk waspada. Warga diharapkan bisa mempersiapkan diri bilamana sewaktu-waktu terjadi banjir secara cepat.

“Saat ini belum ada rumah warga yang terendam banjir. Meski demikian, beberapa pekarangan rumah warga dan jalan sudah ada yang terendam,” tukasnya.

Kapolsek Sekadau Hilir Iptu Masdar juga mengimbau masyarakat di dataran rendah untuk mewaspadai kondisi banjir yang sewaktu-waktu bisa bertambah parah. Terlebih jika melihat dari kondisi cuaca dan curah hujan saat ini, dimana curah hujan cukup tinggi sepekan terakhir.

“Jika terjadi banjir yang dirasakan semakin tinggi, diharapakan warga mengevakuasi diri dan keluarga serta sedini mungkin mencegah terjadinya korban,” pesan Masdar.

Masdar mengatakan, kondisi cuaca saat ini tidak bisa dipastikan. Menurutnya, perkiraan pada Mei merupakan awal musim panas sampai dengan Desember.

“Namun fakta di lapangan masih terjadi curah hujan yang tinggi,” sambung Masdar.

 

Editor: Arman Hairiadi