Rencananya Tiga Hari di Tiga Pasar Besar

Operasi Pasar Bawang Putih Murah Jilid II

NGANTRE BAWANG. Warga antusias membeli bawang putih murah dalam operasi pasar jilid II di Pasar Flamboyan, Pontianak, Selasa (6/6) pagi. Harga bawang putih yang ditawarkan dalam operasi ini perkarung ukuran 20 Kg Rp480 ribu. Sementara untuk harga eceran Rp25 ribu perkilogram. OCSYA ADE CP-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Akhirnya, operasi pasar bawang putih jilid II diselenggarakan. Kali ini, pemerintah daerah berencana menggelontorkan 60 ton bawang putih selama tiga hari berturut-turut sejak kemarin (Selasa, 6/6) hingga besok (Kamis, 8/6).

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Pontianak, Haryadi menuturkan, pasar murah kali ini harga perkilogram bawang putih ditetapkan Rp25ribu. Enam puluh ton bawang putih dibagi ke tiga pasar utama, yakni Flamboyan, Mawar, dan Kapuas Besar. Masing-masing dijatah 20 ton.

“Hari ini (kemarin), informasi terakhir, harga di pasaran itu sekarang Rp35 ribu perkilo. Tapi masih ada yang jual Rp40 ribu perkilo. Kita akan terus mengendalikan harga sehingga bisa mendekati Rp25 ribu sampai Rp30 ribu. Idealnya,” tutur Haryadi.

Operasi kedua ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Perdagangan dengan sejumlah importir bawang putih. Ia mengingatkan, pada operasi pasar pertama, perkilonya dijual Rp30ribu.

“Kita sudah melakukan pengamatan di beberapa pasar itu, besoknya sudah mulai turun Rp35 ribu sampai Rp38 ribu. Artinya dampak positif (operasi pasar)-nya ada,” ujarnya.

Sambung Haryadi, “Nah, hari ini dengan harga Rp25 ribu perkilo, kita harapkan bisa menekan harga di bawah Rp35 ribu”.

Komoditi bawang putih, menurut dia, 30 % didatangkan dari China. “Kalau ternyata mereka (pedagang) masih ada jual di atas harga yang telah ditentukan, akan kita lakukan tindakan,” tegasnya.

Operasi pasar kali ini dilakukan dalam dua grup. Kelompok pertama dikhususkan untuk para pedagang yang dapat mengecer bawang putih kepada masyarakat. Yang kedua khusus untuk ibu rumah tangga.

“Kali ini kita juga layani yang kiloan, ada 5000 kupon untuk warga kali ini,” ungkap Haryadi.

Terkait kualitas bawang putih murah yang kali ini, ia meyakini lebih baik dari yang sebelumnya. “Karena cuaca kemarau juga. Kan panas. Kalau kemarin itu kan ada hujan, terus di kapal pada saat mau dipindahkan ke pasar kena hujan, akibatnya jadi hitam-hitam,” papar dia.

Ia bersyukur harga dan stok komoditas bahan pokok di Pontianak terkendali. “Alhamdulillah mencukupi selama 6 bulan kedepan. Harga masih stabil, walaupun naik di batas toleransi. Artinya kenaikan yang bukan memanfaatkan situasi,” tandas Haryadi.

Seorang pedagang sate yang biasa berjualan di Jalan Budi Karya Pontianak, Ibrahim menyambut operasi pasar ini dengan suka cita. Ia mengaku sangat terbantu sebab harga eceran masih terlalu mahal.

“Kemarin beli eceran Rp60ribu, harga sate tetap sama. Istilahnya kita tidak bisa naikkan, juga tidak bisa murah,” tuturnya.

Ia mengaku mengalami sedikit kerugian karena bawang putih merupakan bumbu utama dalam pembuatan satenya. “Beli sekarung aja, bisa dipakai sekitar dua mingguan lah. Sebelum naik itu, dulu pernah Rp7 ribu perkilo, bulan Februari lalu lah. Bulan puasa ini melonjak benar, harus keluarkan modal besar tapi harga sate tak bisa naik,” terang Ibrahim.

Di sisi lain, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalbar terus memantau perkembangan-perkembangan harga. Kalau terjadi lonjatan harga terhadap komoditi tertentu, akan dilakukan langkah pencegahan. Jika di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi tidak terselesaikan, maka langsung dikoordinasikan dengan Kementerian perdagangan RI.

“Dan di pusat akan mengambil langkah-langkah strategis mengintervensi kebutuhan-kebutuhan stok yang mengalami kekurangan di masing-masing daerah,” tutur Kepala Disperindag Kalbar, M. Ridwan.

Salah satu contohnya, seperti yang terjadi di Kalbar saat ini. Ketika harga bawang putih melompat –diperkirakan pada 22 dan 23 Mei 2017— hingga mencapai Rp120 ribu perkilo, pihaknya langsung melaporkan ke kementerian. Saat itu, stok bawang putih memang mengkhawatirkan.

“Oleh menteri, dia langsung memerintahkan salah satu distributor nasional untuk menggelontorkan bawang putih masuk ke Kalbar,” ujarnya.

Pada tahap awal, digelontorkan 116 ton. Ditentukan dijual di level Rp30rb perkilo. Ternyata, operasi pertama itu masih belum dapat menekan harga bawang putih di Kalbar. Dan, kementerian kembali mengintervensi pasar pada tahap dua setakat ini.

“Kita harapkan, dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan harga bawang putih ini, harganya akan balik normal seperti sedia kala. Kalaupun masih juga tinggi, kita akan terus mengambil langkah-langkah strategis dalam menekan harga,” tegas Ridwan.

Turun atau tidaknya harga bawang putih, kata dia, juga bergantung kepada pengecer. Asumsinya, dengan diberi harga yang lebih murah, semestinya pengecer menurunkan harga jual ke masyarakat.

“Pokoknya bisa dijual di bawah Rp40 ribu. Kalau sudah dibawah itu kan berarti harga sudah kembali normal dan sudah tidak jadi masalah,” jelasnya.

 

Laporan : Rizka Nanda, Fikri Akbar

Editor: Mohamad iQbaL