Larang Konvoi dan Coret Baju

LULUS. Peserta didik SMKN 1 Ngabang menerima amplop pengumuman hasil kelulusan UNBK di sekolah, Kamis (3/5). Antonius-RK
LULUS. Peserta didik SMKN 1 Ngabang menerima amplop pengumuman hasil kelulusan UNBK di sekolah, Kamis (3/5). Antonius-RK

eQuator.co.id – Ngabang-RK. Sekolah-sekolah di Ngabang punya cara efektif. Agar siswa-siswinya tertib saat rayakan kelulusan. Tak coret-coret bajunya. Tak konvoi di jalanan. Intinya, jaga nama sekolah dan tak rugikan warga setempat.

Salah satu contohnya di SMK Negeri 1 Ngabang, Kamis (3/5). Para pelajar yang akan menerima amplop kelulusan diminta mengenakan pakaian nasional. Kebaya untuk yang perempuan. Batik untuk yang laki-laki.

“Kita sebelumnya bersama komite sekolah sudah mengimbau kepada orangtua dan pelajar SMKN 1 Ngabang supaya tidak melakukan konvoi dan coret-coret baju seragam untuk merayakan kelulusan,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 1 Ngabang, M. Anwar.

Anwar menegaskan, jika masih ada pelajar SMKN 1 Ngabang yang melakukan konvoi dan coret baju seragam, mereka nantinya diwajibkan untuk mengurus surat-surat administrasi usai kelulusan ke Disdikbud Kalbar.

“Sebab, perbuatan tersebut lebih banyak tidak baiknya daripada baiknya. Kita juga meminta peran serta dari orangtua murid supaya bisa mengontrol anaknya usai pembagian amplop kelulusan ini,” terangnya.

Disinggung soal hasil UN peserta didik di sekolah tersebut, ia menjelaskan, tahun ini pelajar di sekolahnya lulus seratus persen. “Jumlah peserta didik kita yang terdaftar sebagai peserta UN sebanyak 333 peserta. Tapi yang mengikuti UN sebanyak 329 peserta. Semua peserta didik kita yang mengikuti UN itu lulus,” papar Anwar.

Tahun ini, semua sekolah di Ngabang memang melarang keras aksi coret-coret baju seragam. Yang bisa bikin kesan intelek dari para pelajar itu hilang. Orangtua siswa-siswi juga diminta datang untuk ambil amplop kelulusan.

Pemandangan pelajar berpakaian elok juga terlihat di SMA Takhassus Alquran Ngabang. Para peserta didik di sekolah itupun diwajibkan mengenakan kebaya. Bagi yang perempuan. Yang laki-laki mengenakan jas lengkap. Pengambilan amplop kelulusan pun dilakukan masing-masing orangtua murid.

Acara pembagian amplop kelulusan UN di sekolah ini dihadiri pula oleh Anggota DPR RI Dapil Kalbar, Daniel Johan. Terlihat Ketua Yayasan Nurul Islam Ngabang, Iskandar, beserta jajaran pengurus, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya.

“Memang perayaan kelulusan dengan cara mencoret baju seragam sekolah dan konvoi kendaraan di jalan raya identik dengan perayaan kelulusan ujian SMA. Tapi untuk di SMA kami, aksi seperti itu memang sangat dilarang keras,” tegas Kepala SMA Takhassus Alquran Ngabang, Muhdi.

Menurut dia, sesuai ajaran Islam, aksi coret baju itu termasuk memubazirkan barang. Memubazirkan barang tentu saja tidak diperbolehkan di dalam kitab suci.

“Saya lihat para peserta didik kita sudah paham dengan hal itu. Para peserta didik mengenakan pakaian yang sudah kami minta sebelumnya,” tutur pria yang juga mengajar di SMAN 1 Ngabang ini.

Muhdi bersyukur peserta didiknya lulus seratus persen tahun ini. “Mereka terdiri dari program IPA dan IPS. Alhamdulillah, semuanya lulus. Tahun ini ada 30 peserta yang mengikuti UNBK,” ucapnya.

 

Laporan: Antonius

Editor: Mohamad iQbaL