Edi Mengaku Paham Betul Kebutuhan dan Keinginan Warga

Hari Terakhir, Tiga Bapaslon Mendaftar ke KPU Pontianak

SERAHKAN BERKAS. Edi Rusdi Kamtono dan Bahasan usai menyerahkan berkas pendaftaran Bapaslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak ke KPU Kota Pontianak di Hotel Kapuas palace, Rabu (10/1). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Dihari terakhir, ada tiga bakal pasangan calon (Bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak yang mendaftar ke KPU Kota Pontianak bertempat di Hotel Kapuas Palace, Rabu (10/1). Yaitu Edi Rusdi Kamtono-Bahasan, Sy Usmulyani Alkadrie-Deni Hemawan, dan Harry Daya-Yandi. Sedangkan Satarudin- Alpian Aminardi, sebelumnya telah menddaftar terlebih dahulu pada Selasa (9/1).

Pertama yang mendaftar Bapaslon Edi Kamtono-Bahasan. Sebelum mendaftar, Bapaslon yang diusung Partai Nasdem, Gerindra, Golkar, PKPI dan PKS dengan total 20 kursi di DPRD Kota Pontianak ini menggelar deklarasi di Jalan Sepakat 1. Di hadapan para simpatisan, para perwakilan Parpol pengusung bergantian menyampaikan pidato politik. Kemudian dilanjutkan dengan orasi politik kedua Bapaslon.
Edi mengatakan, setelah pendaftaran pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis kemenangan, baik melalui kampanye terbuka, tertutup, media massa serta media sosial. Walaupun warna partai pengusung dan pendukung berbeda-beda, ia katakan Wali Kota dan Wakil Wali Kotanya tetap Edi-Bahasan. Duet ini harus menang.
“Untuk itu kita harus berkerja keras untuk memenangkan Pilkada serentak 2018, jangan lagi ada keraguan,” seru Edi.
Edi mengaku sangat mengetahui kebutuhan dan keinginan warga Kota Pontianak. Karena ia sangat hapal luas dan detail permasalahan serta apa yang harus dilakukan. “Karena Kota Pontianak yang sekarang sudah baik kita dilanjutkan, tentunya kita yang akan menikmati dan anak cucu kita yang akan merasakan,” gugahnya.
Keduanya pasangan ini bertekad untuk mengabdikan jiwa serta raga untuk warga dan Kota Pontianak. Ia pun mengajak semua pihak tak ragu untuk bergandengan bersama. Walau dalam Pilkada serentak, ada yang unik, yaitu linier dan tidak liniernya antara Gubernur dengan Wali Kota serta Bupati. “Tapi saya yakin semua yang hadir di sini, untuk Kota Pontianak tidak ada kata lain, Edi-Bahasan,” ucapnya.
Edi berpesan, agar dalam kampanye nanti jangan mengedepankan hal-hal yang menyebabkan perpecahan. Ditegaskannya, NKRI harga mati. Jangan melakukan fitnah dan saling hujan, tapi yang dilakukan bagaimana menjelaskan progam. “Karena kita ingin bahagia di dunia dan akhirat,” lugas Edi.
Usai pidato politik, Bapaslon ini beserta rombongan menuju lokasi tempat penyerahan berkas. Keduanya tiba di Hotel Kapuas Palace sekitar pukul 10.00 WIB untuk menyerahkan berkas pendaftaran sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak. setelah KPU Kota Pontianak melakukan verifikasi berkas, syarat pendaftaran keduanya dinyatakan lengkap alias tanpa ada kekurangan. “Terima kasih kepada partai pengusung yang hadir, kami melaksanakan tahapan selanjutnya. Ini keseriusan dan tekad untuk jadi calon dan memenangkan Pilwako,” kata Edi usai penyerahan berkas.
Sementara Ketua Tim Pemenangan Edi-Bahasan, Firdaus Zarin yakin jagoannya menang dalam Pilwako. Dengan jumlah suara lima partai pengusung dalam Pemilu legislatif 2014, setidaknya sudah ada bekal suara sebanyak 131.000. Apalagi ditambah dengan suara partai pendukung, PKS sebanyak 15.000.
“Jadi kita berharap kemenangan ini bisa kita peroleh dengan hitung-hitungan tadi. Dengan suara itu, plus suara rakyat, hitungan itu bisa kita capai,” ujar Ketua DPC Partai Nasdem Kota Pontianak ini.

Selang tiga jam kemudian, Bapaslon dari jalur perorangan Sy Usmulyani Alkadrie-Deni Hemawan juga mendaftar ke KPU Kota Pontianak. Bapaslon Bang Mul-Wawan (BMW) ini mengatakan, telah lolos pada tahapan pertama. Sedangkan untuk memenuhi syarat dukungan, Bang Mul mengaku telah siap. “Kami datang, kami maju buat perubahan Kota Pontianak,” ucap Bang Mul.
Bang Mul tidak mau mengumbar strategi pemenangannya. Karena dia tidak ingin sampai diketahui Bapaslon lain, sehingga dapat dibaca.
“Kami akan buat strategi yang mungkin kita buat ini tidak dibuat orang lain tahu,” ujar Bang Mul.

Di hari terakhir pendaftaran ini juga dimanfaatkan Bapaslon Harry Adriyanto alias Harry Daya dan Yandi. Sekitar pukul 15.30 WIB, pasangan HY ini mendatangi tempat penyerahan berkas pendaftaran di Hotel Kapuas Palace. Diusung Partai Hanura, PAN dan PPP, Bapaslon ini bermodalkan 12 kursi DPRD Kota Pontianak.

Sebelum mendaftar, HY terlebih dahulu melakukan deklarasi rakyat di Hotel Mahkota sekitar pukul 13.00 WIB. Pendukung HY dan simpatisan partai pengusung terlihat memenuhi Hotel Mahkota. Kedua pasangan ini diiringi rabana khas Melayu dan barongsai khas Tionghoa.

Turun dari Mahkota Hotel, pasangan HY menggunakan mobil dengan kap atas terbuka menuju Kapuas Palace, tempat yang dijadikan KPU Pontianak untuk mendaftar Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Selama menuju lokasi pendaftaran, keduanya tak henti-henti melambaikan tangan kepada warga Kota Pontianak yang dijumpai sepanjang perjalanan.

Cukup perlu lama KPU melakukan pemeriksaan berkas Bapaslon ini, hanya sekitar dua jam. Disela-sela menunggu keputusan KPU, ditolak atau diterima,  Yandi sempat melantunkan dua lagu. Ia menghibur semua yang ada di dalam ruang pendaftaran. Pengecekan berkas dinyatakan selesai, akhirnya keduanya dinyatakan lolos.

Ketua Tim Pemenangan pasangan HY, Herman Hofi optimis memenangkan pertarungan Pilwako Pontianak pada 27 Juni mendatang dengan perolehan suara di atas 50 persen. Kendati pun Bapaslon ini diusung Parpol yang tidak begitu memiliki kursi di DPRD Kota Pontianak, seperti koalisi partai pengusung lainnya. “Jumlah banyaknya kursi atas koalisi partai bukan lah penentu suatu kemenangan. Tetapi solidnya suatu koalisi partai lah yang menentukan kemenangan,” pria yang akrab disapa Bang Herhof ini.

PPP beserta Partai Hanura dan PAN kata dia, begitu solid memenangkan pasangan muda tersebut. “Tidak ada masalah kami. Tugas kami memenangkan pasangan HY,” tegasnya.

Herhof menyatakan, duet HY adalah pasangan yang begitu baik untuk dijadikan pemimpin. Banyak nilai jual untuk masyarakat Kota Pontianak. Keduanya memiliki potensi. Muda, bersih dan bijaksana adalah moto mereka. “Tak kalah penting Harry dan Yandi adalah pemuda yang visioner. Kota Pontianak membutuhkan pemimpin muda seperti mereka untuk menjawab tantangan Kota Pontianak ke depan,” serunya.

Sementara Ketua DPC PAN Kota Pontianak Zulfidar Haidar mengatakan, sudah saatnya partai koalisi yang mengusung pasangan HY memenangkan hati rakyat untuk membangun Bumi Khatulistiwa menjadi lebih baik lagi. “Kita memilih HY, karena pasangan ini lah yang dapat menjawab semua tantangan Kota Pontianak kedepannya. Kalau orang lain belum tentu,” ujarnya.

Zulfidar mengintruksikan kepada seluruh seluruh simpatisan kader maupun keluarga besar PAN di Kota Pontianak untuk memilih dan memenangkan pasangan HY pada 27 Juni mendatang. “Kedua pasangan ini muda, berwawasan, memiliki visi dan misi yang kuat untuk masyarakat dan Kota Pontianak. Jangan pernah ragu, ini lah pemimpin masa depan yang kita cari untuk Kota ini,” pungkas Zulfidar.

Ditambahkan Ketua DPC Hanura Kota Pontianak Damri, bahwa partainya selama ini belum pernah mengusung, melainkan mendukung. “Sudah lama kita menyimpan kader terbaik kita. Hari ini kita keluarkan untuk mengabdikan diri ke masyarakat dan kota ini sebagai Wali Kota. Dia adalah Harry Adriyanto atau Harry Daya,” katanya.

Ditambah lagi Hary Daya didampingi Yandi selaku Wakil Wali Kota, diyakini inilah pasangan terbaik. “Ketum partai kami (koalisi) tidak mungkin salah dalam memilih kader. Tentu kader terbaik lah yang diusung. Keduanya muda dan berwawasan luas, dan pernah duduk sebagai Wakil Rakyat dengan latar belakang yang begitu baik untuk menjadi pemimpin di kota ini,” tutup Damri.

Pasangan HY menawarkan kepada masyarakat berkaitan membuka ekonomi yang lebih baik lagi serta menekan angka pengangguran. “Persoalan ekonomi akan kita tingkatkan, pengangguran akan kita tekan. Kita akan berjuang tak ada pengangguran lagi di Kota ini,” kata Harry Daya.

Menurut Harry Daya, dirinya bersama Yandi juga akan mengembangkan objek wisata air yang ada di sungai Kapuas agar tak monoton begitu saja. Melainkan sungai Kapuas akan dijadikan sebagai objek wisata bertaraf internasional seperti di Singapura dan Italy. “Kemudian kami berdua akan membuat pemerintah yang bersih dari praktek KKN. Siapa terlibat kita akan sikat dalam birokrasi pemerintah kita, jika terpilih nanti,” tegasnya.

Untuk kesehatan dan pendidikan, pasangan ini juga begitu getol memperhatikannya. Karena kedua sektor tersebut sangat dibutuhkan dan hak masyarakat, sehingga wajib diberikan. “Program untuk kedua bidang yang dibutuhkan masyarakat itu sudah kita siapkan yang terbaik untuk masyarakat,” pungkas Harry Daya.

Ditambahkan Yandi, bahwa keduanya adalah kepemimpinan berjiwa muda. Di mana pemain muda begitu gesit dalam merespon kepentingan masyarakat serta membangun untuk kota ini, termasuk dalam pelayanan. “Soal bersih, kami berkomitmen untuk bersih dari KKN. Sementara ini yang perlu diketahui,

semua kepala daerah itu ada catatan KPK, tinggal tunggu sue (apes, red) kenak (kena, red) tangkap saja,” sebutnya.

Menurutnya, banyak pemimpin yang pintar, tapi belum tentu bijaksana. Sehingga keduanya menawarkan kebijasanaan kepada masyarakat Kota Pontianak. “Masyarakat lah yang menjadi panglima terdepan kami. Karena kami bukan siapa-siapa tanpa masyarakat yang ada di kota tercinta ini,” lugas Yandi.
Ketua KPU Pontianak Sujadi menjelaskan, pasangan Edi-Bahasan merupakan pasangan ke dua yang persyaratannya dinyatakan lengkap oleh KPU. Setelah diperiksa ternyata lengkap dan memenuhi syarat tanpa ada yang harus diperbaiki. “Yang bersangkutan nanti masih memenuhi satu persyaratan lagi yaitu melakukan pengecekan kesehatan secara menyeluruh di Rumah Sakit Sudarso, lalu untuk pengecekan kejiwaan dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Pontianak dan pengecekan Narkoba oleh BNN,” kata Sujadi.
Sementara terkait Bapaslon perseorangan Sy Usmulyani Alkadrie-Deni Hemawan, juga dinyatakan lengkap. Setelah diperiksa persyaratan pencalonan dan syarat calon, ternyata memenuhi syarat, karena lengkap. Hanya saja ada persoalan menyangkut ijazah milik Deni Hermawan yang belum dilegalisir. Tapi secara fisik, ijazahnya ada. Maka akan diperbaiki, tapi persyaratan pencalonan dan syarat calon diterima KPU.
Bapaslon independent ini, minimal harus memenuhi persyaratan 35.423 dukungan. Sementara BA7KWK, rekapitulasi dukungan calon perseorangan ini baru memenuhi syarat sebanyak 19.698. Sehingga masih kurang 15.725 dukungan. “Maka bakal pasangan calon ini harus menyerahkan dukungan pada masa perbaikan, dua kali dari kekurangannya yaitu 31.450, minimal,” jelas Sujadi.

Dukungan itu diserahkan kepada KPU Pontianak pada 18-20 Januari. Nanti akan dilakukan verifikasi administrasi atau kegandaan. Selanjutnya dukungan akan diserahkan kepada PPS melalui PPK pada 27-29 Januari.
Verifikasi faktual akan dilakukan PPS pada 30 Januari-5 Februari. Apabila verifikasi faktual ini dilakukan dengan cara dikumpulkan atau verifikasi faktual oleh Bapaslon secara dikolektifkan. Maka akan dilakukan dengan satu metode saja, yaitu verifikasi faktual kolektif yang dikumpulkan oleh Bapaslon. Jika memenuhi maka pendaftaran bisa diterima, lalu pemeriksaan kesehatan.

Terpisah, Ketua Panwaslu Kota Pontianak Budhari mengatakan, Bapaslon yang telah mendaftarkan ke KPU masih boleh melakukan sosialisasi menggunakan media sosial maupun media massa. “Boleh saja Bapaslon yang telah mendaftar di KPU memposting dan mengiklankan visi misi mereka di media sosial atau media massa,” kata Budhari.
Tidak ada akibat hukumnya, karena mereka belum ditetapkan sebagai pasangan calon. Tapi apabila sudah ditetapkan sebagai calon, maka ada ketentuan dan aturan yang melekat serta baku terkait mekanisme tersebut.  Dikatakannya, seandainya Bapaslon melanggar UU ITE, maka nanti pihak kepolisian yang akan memprosesnya. Misalnya saja memposting yang berkaitan dengan sara dan isu yang merugikan orang lain. “Sedangkan jikalau sudah ditetapkan nantinya postingan akan ditentukan oleh KPU. Misalnya durasi pengiklanan dan kalau ada pelanggaran maka dari Panwas yang menindak,” jelasnya.

Laporan: Maulidi Murni, Achmad Mundzirin

Editor: Arman Hairiadi