Didor, Begal pun Tewas

GELAR PERKARA. Waka Polresta Pontianak AKBP Veris Septiansyah dan Kasat Reskrim Kompol Andi Yul Lapawsean memperlihatkan barang bukti kejahatan pelaku begal WHPW alias W dan KK yang disita jajarannya, Kamis (14/1). OCSYA ADE CP

eQuator – Pontianak-RK. Pelaku begal bersenjata tajam (bersajam) yang menghantui warga Kota Pontianak akhirnya ditangkap. Mereka merupakan tiga residivis jalanan berinisial HPW alias W dan KK, sementara seorang rekannya dinyatakan buron.

W dan KK diringkus di Jalan Parwasal, Pontianak Utara oleh tim Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak, Kamis (14/1). Tersangka W tewas di Rumah Sakit (RS) Anton Soedjarwo Dokkes Polda Kalbar ketika mendapatkan perawatan medis dari petugas rumah sakit. Dia ditembak karena melawan polisi saat hendak ditangkap. Sementara KK ditembak di kakinya. “Kita melakukan prosedur dalam penangkapan. Langkah personil (menembak) karena saat itu W memegang sajam yang diduga akan melakukan perlawanan serta melarikan diri,” jelas AKBP Veris Septiansyah, Waka Polresta Pontianak.

Menurut AKBP Veris, penembakan yang dilakukan terhadap W ini, merupakan langkah terakhir dalam penangkapan yang dilakukan jajarannya. “Tembakan anggota kita mengenai kaki dan badan W. Cepat kita larikan ke Dokkes. Namun yang bersangkutan meninggal dunia,” ujarnya.

Untuk memastikan apakah resedivis penjahat jalanan ini tewas akibat ditembak atau karena penyebab lainnya, Polresta mengajukan surat permohonan otopsi kepada keluarganya. Itu prosedur hukum yang dilakukan Polresta Pontianak. “Tetapi keluarganya menolak, dan itu bagian dari hak asasi manusia,” jelas AKBP Veris.

Dijelaskan AKBP Veris, tersangka W dan komplotannya beraksi melakukan kejkahatan begal. Catatan kepolisian, sudah Sembilan Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta selalu membawa senjata tajam untuk menakut-nakuti maupun mencelakai korbannya.

“Ada korban sempat ketakutan dan akhirnya menyerahkan barang berharga kepada komplotan kejahatan jalanan ini. Lantaran nyaris dilukai dengan sajam. Mereka ini komplotan residivis sadis,” ungkap AKBP Veris.

“Rata-rata korban begal mereka adalah wanita yang sedang di jalan,” sambungnya.

Dikatakan AKBP Veris, tidak hanya melakukan kejahatan jalanan, komplotan yang terdiri dari tiga residivis ini juga melakukan aksi pencurian di fasilitas umum. Mereka mengambil kesempatan dalam aksi kejahatan jalanan. Melihat masyarakat lengah, mereka ambil barang berharga. “Contohnya kejadian yang terjadi di SPBU belum lama ini. Laptop terletak, diambil mereka,” katanya.

Mengenai rekan W dan KK yang dinyatakan buron, AKBP Veris mengaku sedang dikejar jajarannya. “Sedang kita kejar. Mudah-mudahan cepat tertangkap. Kami dari kepolisian akan terus berusaha menekan angka kejahatan. Bahkan kita menargetkan tidak ada begal lagi di kota ini,” tegas mantan Kapolres Sintang itu.

Di hadapan wartawan KK mengaku selalu menggunakan senjata tajam saat beraksi. Tujuannya, untuk menakut-nakuti dan melukai korban. Senjata itu selalu dibawa dan digunakan rekannya yang tewas itu. “Sajam W yang pegang. Saya cuma joki. Saya diajak baru satu bulan ini. Target kami adalah wanita,” ungkap KK.

Dikatakan KK, dari sembilan TKP kejahatannya bersama komplotannya, hasilnya selalu dijual di Parit Besar, Jalan Sultan Muhammad (Pasar Tengah) Pontianak Selatan. “Uangnya kami bagi rata. Kami gunakan untuk membeli Narkoba jenis sabu untuk kami pakai,” bebernya. Tersangka KK dijerat pasal 365 jo 363 KUHP dengan ancaman sembilan tahun penjara.

Nurmizah, korban kejahatan W dan KK mengapresiasi kinerja tim Jatanras Polresta Pontianak. “Ya Allah, saya terima kasih sekali. Kepada anggota polisi juga terima kasih banyak, sudah bisa tangkap pelakunya,” kata korban Nurmizah, dengan mata yang berkaca-kaca saat mendatangi Polresta Pontianak.

Dijelaskannya, kala itu wanita berjilbab ini bersama anaknya hendak pergi catring makanan di Jalan Sidas, dekat kawasan Mahkota Hotel. “Kami pelan-pelan saja pakai motor. Tak menyangka ada yang rampas tas saya. Kami pun terjatuh dan saya hanya tergaman saja,” jelasnya.

Dalam aksi penjambretan itu, korban yang merupakan warga Perum 1, Gang Seluang, Pontianak Barat tersebut mengalami luka di bagian wajah dan lengan. Begitu juga anak laki-lakinya yang masih berusia di bawah sepuluh tahun tersebut. “Anak saya sempat dirawat di rumah sakit, karena dia bekas operasi jantung. Jadi meski diperiksa benar-benar,” kara Nurmizah.

Setelah mengalami kejadian tersebut, Nurmizah masih syok. Ia pun memutuskan tidak lagi keluar rumah sendirian. “Ya Allah, benar-benar trauma saya,” pungkasnya.

Saat korban hadir di Polresta, waktu bersamaan pula Wakapolresta Pontianak tengah merilis hasil tangkapan pelaku curat terhadap Nurmizah. Pelaku dan barang bukti digelar. Sambil mengesot di lantai karena kaki pelaku ditembak, pelaku KK meminta maaf kepada Nurmizah. Meski itu tak menjamin bisa mengurangi hukuman pelaku. “Saya minta pelaku dihukum seadil-adilnya,” pinta Nurmizah. (oxa/mzn)