Buruh Sektor Hiburan Rentan Tersandung Kasus Ketenagakerjaan

Rentan Jadi Korban, KJRI Kunjungi BMI di Sarawak

NYABLON. Konjen RI Jahar Gultom dan CEO perkebunan Kelapa sawit Sime Darby Sarawak Andrew Cheng Mui Fah mencoba keterampilan menyablon yang sudah dikuasai oleh siswa SLTP CLC Ladang Rajawali. KJRI FOR RAKYAT KALBAR

Melihat banyaknya Buruh Migran Indonesia (BMI) sektor hiburan dan perkebunan yang berkerja di Bintulu, Sarawak, Malaysia, rentan menjadi korban kejahatan. 

Ocsya Ade CP, Sarawak

eQuator.co.id – Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Kuching mengunjungi para BMI di Bintulu, Jumat 24 Maret 2017. Kunjungan ini sekaligus melakukan pendataan dan pengarahan agar BMI senantiasa menaati peraturan dua negara.

Konsul Jenderal RI di Kuching, Jahar Gultom mengatakan, kunjungan ini dinilai sangat penting. Diperkirakan terdapat ratusan BMI yang bekerja di sektor hiburan di seluruh Sarawak, sebagai penyanyi dan pemain musik.

“Profesi ini sangat rentan menimbulkan kasus-kasus ketenagakerjaan, seperti penipuan dan bahkan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Makanya saya memandang kehadiran KJRI perlu di tengah-tengah segmen BMI di sektor hiburan ini,” kata Jahar kepada Rakyat Kalbar, Minggu (26/3).

Selain itu, kata Jahar, juga searah dengan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengutamakan perlindungan seluruh WNI di luar negeri. Sebanyak 40 pekerja sektor hiburan yang bertatap muka dengan Jahar. Rata-rata berusia 20-28 tahun. Sebagian besar berasal dari Bandung dan Pontianak.

“Kepada pekerja sektor hiburan ini, saya berikan pesan agar mematuhi seluruh peraturan yang berlaku di Sarawak. Begitu juga peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah RI serta menjaga diri sendiri dan nama baik negara,” tegasnya.

Kunjungan kerja ini berlanjut sampai Sabtu, 25 Maret 2017. Saat itu rombongan KJRI menemui sebanyak 100 BMI di perkebunan Kelapa Sawit Rajawali Sime Darby Bintulu. Selain itu juga mengunjungi Community Learning Centre (CLC), dimana terdapat 174 siswa-siswi yang merupakan anak dari para BMI sektor perkebunan kelapa sawit yang bekerja di Sime Darby.

“Kepada mereka, saya juga berpesan agar para pekerja di ladang kelapa sawit ini untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Mengingat saat ini tidak mudah untuk mencari pekerjaan. Apabila terdapat persoalan-persoalan dengan perusahaan, hendaknya dapat diselesaikan dengan cara-cara yang baik,” pesannya.

Dalam kaitan ini, lanjut Jahar, KJRI Kuching selalu siap membantu memecahkan permasalahan. Kepada perusahaan, ia juga meminta agar menghormati dan memenuhi hak-hak para BMI, sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua pihak. “Bagaimanapun juga para BMI adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan,” tuturnya.

Dalam kesempatan tatap muka di dua lokasi ini, KJRI juga memberikan motivasi serta pemaparan sejumlah kasus TPPO yang dihadapi KJRI. Sebagaimana disampaikan oleh Liaison Officer (LO) Polri di Sarawak, Kompol Muhammad Taufik Noor Isya dan staf KJRI Kuching, Subroto Umar.

Di sela-selanya melakukan pengarahan, Konsul Jenderal RI Jahar Gultom dan CEO perkebunan Kelapa sawit Sime Darby Sarawak, Andrew Cheng Mui Fah mencoba keterampilan menyablon yang sudah dikuasai oleh siswa SLTP CLC Ladang Rajawali.

Pada kesempatan yang sama, Konsul Fungsi Konsuler II KJRI di Kuching, Muhammad Abdullah menekankan perlunya para pekerja untuk melengkapi diri dengan dokumen yang diperlukan. Seperti paspor dan izin tinggal, serta melaporkan keberadaan mereka kepada KJRI Kuching.

“Data setiap BMI di Sarawak diperlukan oleh KJRI, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, KJRI bisa segera melakukan tindakan-tindakan yang dipandang perlu,” ungkapnya.

Para BMI juga diajak untuk tidak ragu-ragu menghubungi nomor hotline KJRI. Layanan ini dibuka 24 jam, termasuk hari libur, jika perlu bantuan. (*)