Bapak Siksa Anak hingga Tewas

Terungkap Polisi setelah Korban Dikubur

UNGKAP PEMBUNUHAN: Kapolresta AKBP Nyoman Budiarja menunjukkan barang bukti di sela pembongkaran makam korban penganiayaan di Canggu, Kec. Jetis, Kab. Mojokerto, kemarin.

eQuator.co.id – MOJOKERTO – Penganiayaan berat hingga mengakibatkan korban tewas terjadi di Dusun Kedungsumur, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Mochamad Chotib, 65, tega menghabisi nyawa Zainul Anami, 31, putranya, seminggu lalu, tepatnya hari Minggu (20/3), pukul 02.45 dini hari. Kejengkelannya tak terbendung akibat ulah anak bungsunya yang sering berbuat onar terhadap keluarga dan warga sekitar. Selain itu, gangguan psikis berat yang diidap korban membuat Chotib bertindak kalap.

Namun kejanggalan kematian korban baru terungkap sehari setelah pemakaman korban. Polisi mendapat laporan warga jika ditemukan bekas kekerasan di dalam leher dan kepala korban sebelum dimakamkan. Padahal, pelaku mengaku kepada warga jika korban meninggal akibat kecelakaan. Hingga polisi akhirnya berhasil menemukan tiga alat bukti kuat atas tindakan keji pelaku.

Meski sempat mengelak, pelaku akhirnya tak bisa berbuat apa-apa dan langsung digelandang ke tahanan Mapolsek Jetis untuk menebus perbuatannya. Namun, untuk memastikan penyebab tewasnya korban, pagi kemarin petugas dari Polres Mojokerto Kota yang dibantu tim DVI (Disaster Victim Identification) dan Forensik Polda Jatim melakukan pembongkaran makam untuk melakukan otopsi jasad korban di makam umum dusun setempat.

Dimulai pukul 09.00, petugas gabungan langsung mengangkat jenazah korban yang sudah seminggu berada di liang lahat. Garis polisi dan tirai putih tak luput dipasang di depan TPU Kedungsumur-Sonosari untuk menghalau warga yang ingin menyaksikan proses otopsi. ’’Meninggalnya korban tak wajar. Anggota kami mendapat informasi bahwa korban diduga dianiaya ayahnya sebelum meninggal,’’ kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Nyoman Budiarja, kemarin.

Nyoman menambahkan. kronologi tewasnya Anam terungkap saat polisi mendapatkan video rekaman CCTV milik sebuah warnet yang letaknya tak jauh dari rumah tersangka atau pelaku. Dalam video terekam jelas aksi penyiksaan dan kekerasan Chotib yang dibantu Mochamad Ichsan, 50, seorang penjual nasi goreng yang tak lain tetangganya. Saat itu, amarah Chotib tak terbendung akibat menjadi sasaran amuk anak bungsunya yang tiba-tiba menyerang pelaku tanpa sebab sekitar satu jam sebelum penganiayaan.

Pelaku mengaku dipukuli korban yang memiliki gangguan psikis menggunakan tongkat pramuka. ’’Sebelumnya pelaku yang sedang tidur dipukuli terlebih dulu oleh korban. Lalu pelaku ini marah dan mengejar korban yang keluar rumah lari ke arah utara,’’ imbuhnya.

Kesal diperlakukan seperti itu, sejurus kemudian Chotib mengejar korban. Dengan dibantu Ichsan, bapak-anak itu pun berkelahi di depan sebuah warnet di Jalan Raya Canggu. Ichsan membantu pelaku menangkap korban dan diikat lalu diseret ke dalam rumah. ’’Korban ditangkap lalu disekap di dalam kamar dan diikat di ranjang,’’ tambah Nyoman.

Namun, penyiksaan ternyata tak berhenti di situ. Di dalam rumah, Anam yang sudah tak berdaya berulang-ulang mendapat penganiayaan dari Chotib yang memukulinya dengan sebilah kayu balok sepanjang 121 cm. Berulang-ulang pukulan diayunkan hingga Anam mengembuskan napas terakhir di tangan ayahnya sendiri dengan luka memar di bagian leher dan kepala bagian belakang.

Mendapati anaknya telah tewas, Chotib kemudian keluar rumah dan mengabarkan kepada tetangga jika anaknya telah meninggal akibat kecelakaan. ’’Mungkin dari situ ada niatan pelaku untuk membunuh agar tidak terganggu lagi terus dipukuli sebanyak tiga kali. Tapi sebelum dipukul, korban katanya juga sempat bilang ke pelaku dengan suara keras ’’mbok ya aku ojo dipateni’’ (ya jangan sampai aku dibunuh). Berselang setengah jam, ayah korban keluar dari rumah dan mengatakan kepada tetangga kalau anaknya sudah meninggal,’’ terang Nyoman lagi.

Merasa ada yang janggal dengan pernyataan Chotib, petugas Polsek Jetis terus menelusuri dugaan pembunuhan Anam. Hingga petugas berhasil menemukan bukti dua bilah balok kayu dari rumah tersangka dan rekaman CCTV dari pihak warnet.

Sedangkan pembongkaran makam dan proses otopsi kali ini, Nyoman menyatakan, proses tersebut sebagai bahan untuk memperkuat alat bukti dan petunjuk yang bisa menerangkan secara pasti korban meninggal akibat dianiaya. ’’Hari ini (kemarin) kegiatan otopsi kita gunakan untuk memperkuat alat bukti petunjuk kita yang secara materi dapat membuktikan secara pasti tersangka memenuhi syarat-syarat dari pembunuhan ini,’’ pungkasnya. (far/abi)