ABK yang Ditembak Kelompok Abu Sayyaf Sudah Siuman

Peluru yang Bersarang di Dada Lambas Telah Diangkat

MULAI SADAR : Lambas Simanungkalit saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tawau, Malaysia.

eQuator.co.id – NUNUKAN – Masih ingat dengan Lambas Simanungkalit ?. Salah satu awak kapal TB Henry yang tertembak oleh kelompok Abu Sayyaf ketika kapal dan sembilan temannya dibajak kelompok bersenjata di Perairan Tawi-Tawi, Filipina. Kini, kondisi Lambas mulai stabil dan dikabarkan telah siuman dan melalui masa kritisnya.

Itu diinformasikan Kepala Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Sabah, Malaysia, Abdul Fatah Zainal melalui Minister Counsellor Johan J. Mulyadi kepada pewarta harian ini, Senin (2/5). Meski sudah bangun dari komanya, Lambas masih harus dirawat intensif mengingat kondisinya masih lemah yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Tawau.

“Allhamdulillah, sudah bangun dan kondisinya mulai stabil,” beber Johan kepada Radar Nunukan.

Sejak terkena tembak pada Jumat (15/4) lalu, kondisi Lambas sempat tidak stabil dan mengalami koma hingga tujuh hari. Tim dokter dari Rumah Sakit Tawau pun tidak dapat berbuat banyak dan hanya memberikan penanganan ekslusif di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Peluru yang menyasar di bagian ketiak kiri dan menembus dada kiri hingga ke paru-paru Lambas tidak bisa diangkat tim dokter. Karena, waktu itu kondisi Lambas belum stabil dan dikhawatirkan akan memperburuk keadaaan, sehingga operasi pengangkatan proyektil peluru di tubuh Lambas ditunda hingga kondisi mulai stabil.

Namun, sejak 22 April lalu kondisi Lambas mulai perlahan membaik. Bahkan, hari itu juga Lambas bangun dari komanya dan tim dokter mulai melakukan operasi guna mengangkat proyektil peluru yang bersarang di paru-paru Lambas.

“Mulai sadar 22 April lalu,” lanjut Johan saat dikontak media ini guna menanyakan kondisi terakhir Lambas, kemarin.

Johan juga mengatakan, keluarga Lambas, yakni istrinya bernama Teti Elfrida sudah berada di Tawau, Malaysia untuk menemani sang suami yang tengah dirawat. Saat ini Lambas juga sudah mulai makan dan disuapi Teti serta menunjukkan kesehatannya mulai pulih.

Kendati demikan, Johan belum mengetahui kapan Lambas diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Lambas diketahui merupakan warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang tinggal di Kompleks Perumahan Purnama Sari blok C, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat.

“Lambas juga sudah dilakukan operasi, peluru yang pecah di tubuhnya sudah berhasil diangkat. Jadi, kondisinya sekarang sudah mulai membaik,” singkat Johan.

Sebelumnya, dari keterangan dan ciri-ciri yang lima orang teman Lambas yang telah pulang ke kampung halamannya, Lambas diduga terkena tembakan dari senjata laras panjang model M16 dan bukan AK47 yang biasa digunakan sejumlah kelompok bersenjata lainnya. Sebab, senjata M16 ini memiliki peluru yang dapat menghasilkan efek melukai yang cukup besar dan menyebabkan fragmentasi atau pelurunya pecah ketika mengenai sasaran.

“Ini masih diduga, kepastiannya belum diketahui. Jika melihat keterangan ABK yang lain kalau perompak menggunakan senjata M16,” jelas Johan lagi kepada pewarta harian ini.

“Tapi, ada juga dari kesaksian ABK, ada yang menggunakan senjata pendek. Kalau senjata pendek menurut pihak LO kami (KRI Tawau, Red.) itu senjata buatan Amerika karena pelurunya gampang pecah,” tambahnya. (eza)